Ratusan Warga Pasaman Barat Sakit Jiwa Akibat Narkoba

id narkoba

Ratusan Warga Pasaman Barat Sakit Jiwa Akibat Narkoba

Ilustrasi - Pengungkapan kasus narkoba oleh Polda Sumbar.( Antara Sumbar/Mario Sofia)

Simpang Empat, (Antaranews Sumbar) - Tim Gerakan Pasaman Barat Anti Narkoba menemukan sekitar 200 orang lebih sakit jiwa akibat pengaruh narkoba setelah dilakukan investigasi.

"Benar, dari hasil investigasi kami di lapangan banyak ditemukan warga sakit jiwa disebabkan narkoba. Untuk itu narkoba harus dilawan," kata Ketua Gerakan Pasaman Barat Anti Narkoba (GPBAN) Kabupaten Pasaman Barat, Sumatera Barat (Sumbar), Burhan Sikumbang.

Ia mengatakan pihaknya secara sukarela telah mengirim empat orang yang sakit jiwa akibat narkoba ke klinik Badan Narkotika Nasional Provinsi Sumbar.

Dua orang dari Kecamatan Kinali, satu orang dari Luhak Nan Duo dan satu orang dari Pasaman.

Ia menilai Pasaman Barat sudah darurat narkoba. Saat ini sudah dijadikan target penjualan narkoba bukan sebagai daerah perlintasan.

"Untuk itu semua pihak harus waspada untuk menjaga dan mengawasi anak-anak dan kemenakan. Perhatikan pergaulannya dan bekali ilmu agama," katanya.

Pihaknya juga terus melakukan sosialisasi bahaya narkoba ke masyarakat terutama ke pelajar dan mahasiswa. Salah satunya adalah di kampus STAY YAPTIP beberapa waktu lalu.

"Perguruan tinggi jadi sasaran utama yang disampaikan oleh kepala BNN di dalam acara kunjungannya ke Sumbar beberapa waktu yang lalu," ujarnya.

Menurutnya melihat jumlah kasus yang ada Pasaman Barat sudah darurat narkoba. Untuk itu diperlukan peran semua pihak untuk memberantasnya.

Sementara itu, Sekretaris Daerah Kabupaten Pasaman Barat, Manus Handri mengharapkan kampus STAI YAPTIP dan GPBAN menjadi garda terdepan untuk memerangi narkoba dan radikalisme.

Hal tersebut untuk mewujudkan masyarakat Pasaman Barat sehat, cerdas, selamat dari bahaya narkoba dan radikalisme.

"Narkoba menjadi musuh saya, musuh kita dan musuh sekalian manusia. Karena bahaya narkoba nyata dan jelas dirasakan oleh kita semua," tegasnya.

Menurutnya, Pasaman Barat sebagai daerah perlintasan dan daerah mobilitas yang cukup tinggi dengan Provinsi Sumatera Utara menjadi lahan empuk bagi pengedar Narkoba. Untuk itu, semua pihak tidak boleh terlena dengan kondisi tersebut.

"Mari kita semua waspada terhadap pengaruh buruk narkoba. Pengaruh buruk ini bukan untuk kita, namun generasi Pasaman Barat ke depannya. Jangan biarkan generasi Pasaman Barat terpengaruh bahaya Narkoba," harapnya. (*)