Solok Kembangkan Mina Padi Tingkatkan Ekonomi Masyarakat

id mina padi

Solok Kembangkan Mina Padi Tingkatkan Ekonomi Masyarakat

Sejumlah warga memberi makan ikan di area mina padi di Solok. (ANTARA SUMBAR/Tri Asmaini) (ANTARA SUMBAR/Tri Asmaini/)

Solok, (Antaranews Sumbar) - Pemerintah Kota (Pemkot) Solok, Sumatera Barat mengembangkan mina padi atau penggabungan usaha menanam padi dengan budidaya ikan untuk meningkatkan ekonomi masyarakat daerah tersebut.

Kepala Dinas Pertanian Kota Solok, Kusnadi diwakili Kepala Seksi (Kasi) Perikanan Riri Kurniawan di Solok, Selasa (9/1) mengatakan mina padi adalah suatu bentuk usaha tani gabungan yang memanfaatkan genangan air sawah yang tengah ditanami padi sebagai kolam untuk budidaya ikan air tawar.

"Di Kota Solok, kita menerapkan di Sawah Solok, dan di kelurahan Tanjung Paku sejak 2015," ujarnya.

Ia menyebutkan untuk menggunakan metode mina padi harus memiliki kelancaran air yang cukup, seperti di Sawah Solok sehingga ikan yang dibudidayakan aman hingga di panen.

"Untuk ikan tawar yang cocok digunakan dan banyak dipelihara baru ikan nila," ujarnya.

Ikan yang akan dibudidayakan, dimasukkan ke sawah setelah pemupukan pertama dengan umur tunas 20 hari. Sawah tempat budidaya tidak perlu dipupuk kembali karena pupuk selanjutnya dari kotoran ikan.

Ia menjelaskan program mina padi ini sebenarnya mengurangi biaya produksi sawah, dan menyuburkan sawah lebih alami. Pupuk dari kotoran ikan akan menyebabkan pertumbuhan rumpun semakin banyak dan bulir padinya bagus.

"Ikan tidak mengganggu pertumbuhan padi, malah padi akan terhindar dari serangan serangga atau hama," ujarnya.

Pemanenan ikan lebih dulu dari padi, karena itu disesuaikan padi yang berumur 100-110 hari, dan ikan yang ditebar berukuran 5 hingga 8 cm.

Jika dikhawatirkan akan terjadi musim panas atau kekeringan, ikan dapat dipindahkan ke kolam. Usia panen ikan mencapai tiga bulan.

Dalam satu meter persegi dapat disebar sekitar 100 ekor ikan. Maksimal hingga 150 ikan permeter persegi. (*)