409 Gempa Bumi Guncang Sumbar Sepanjang 2017, 23 Gempa di Atas 5,0 Skala Richter

id Rahmat Triyono

409 Gempa Bumi Guncang Sumbar Sepanjang 2017, 23 Gempa di Atas 5,0 Skala Richter

Kepala BMKG Stasiun Padang Panjang

Padang, (Antaranews Sumbar) - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Geofisika Padang Panjang, Sumatera Barat mencatat 409 gempa bumi tektonik mengguncang Sumatera Barat dari Januari hingga Desember 2017 atau meningkat dibanding 2016 sebanyak 195 kejadian.

"Sumbar merupakan daerah yang rawan terhadap kejadian gempa bumi yang disebabkan beberapa faktor," kata Kepala BMKG Stasiun Geofisika Padang Panjang, Rahmat Triyono dihubungi dari Padang, Selasa.

Ia menyebutkan dari 409 gempa yang terjadi selama 2017, terdapat 23 gempa bumi berkekuatan di atas 5,0 skala richter dan 10 di antaranya dirasakan kuat oleh masyarakat seperti pada 9 Januari 2017 dengan kekuatan gempa 5,3 skala richter di 64 kilometer Barat Laut Pesisir Selatan.

Kemudian juga terdapat satu kali gempa bumi yang cukup kuat terjadi pada 31 Agustus 2017 di 68 kilometer Timur Muara Saibi kepulauan Mentawai dengan kekuatan 6,2 skala richter.

"Gempa 6,2 skala richter itu dirasakan masyarakat hingga ke Kota Payakumbuh dan Muko-muko Bengkulu," ujarnya.

Selebihnya, ujar Rahmat kekuatan gempa yang terjadi di bawah 3,0 skala richter atau relatif kecil.

Kemudian ia menjelaskan penyebab gempa itu, yakni sesar besar Sumatera atau sesar semangko yang memanjang dari Aceh hingga Lampung dan melalui beberapa kabupaten di Sumatera Barat seperti Kabupaten Solok.

Selanjutnya lempeng Indo-Australia yang menabrak bagian barat pulau Sumatra secara miring, zona subduksi atau yang biasa disebut Megathrust Subduction Sumatera.

"Penyebab ke tiga adanya Sesar Mentawai yang berada di batas antardua lempeng tersebut yang dibatasi oleh palung terdapat zona subduksi dangkal," ujarnya.

Pada 2017 BMKG tidak mengeluarkan peringatan dini tsunami, katanya karena tidak ada gempa dalam periode tersebut yang berpotensi terjadinya bencana alam seperti yang pernah terjadi di Aceh pada 2004 silam itu.

Ia mengemukakan aktivitas gempa cukup sering terjadi di Sumbar, sehingga masyarakat diimbau agar tetap waspada terhadap aktivitas gempa.

"Sampai saat ini belum ada teknologi yang bisa memprediksi kejadian gempa bumi secara akurat," tambahnya.

Sebelumnya Pakar Gempa dari Universitas Andalas (Unand) Dr Badrul Mustafa mengatakan Sumbar secara umum belum termasuk kepada daerah yang sadar gempa karena di beberapa kabupaten/kotanya masih terdapat bangunan tidak tahan bencana itu.

"Saya ingin pemerintah setempat dapat mendorong daerah-daerah yang rawan bencana gempa dan tsunami dapat meningkatkan kesiapsiagaannya baik itu fisik dan non fisik dalam menghadapi bencana itu," katanya. (*)