Angka Kemiskinan Pasaman Barat Turun

id Kemiskinan

Angka Kemiskinan Pasaman Barat Turun

Arsip - Sebuah keluarga miskin berdiri di depan rumahnya di Korong Hilalang Gadang, Nagari Parit Malintang, Kecamatan Enam Lingkung, Kabupaten Padangpariaman, Sumatera Barat, Rabu (12/7). (ANTARA SUMBAR/Aadiaat M. S.)

Turunnya angka kemiskinan bukan mengada-ngada, namun berdasarkan validasi data Program Simpanan Keluarga Sejahtera (PSKS) dan Pendataan Penyandang Masalah Sosial (PPMS), kata Bupati Pasaman Barat, Syahiran
Simpang Empat, (Antaranews Sumbar) - Angka kemiskinan di Kabupaten Pasaman Barat, Sumatera Barat (Sumbar) turun jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Dari data Badan Perencanaan Pembangunan Daerah tercatat jumlah angka kemiskinan yang awalnya sebanyak 26.653 Kepala Keluarga (KK) dan saat ini turun menjadi 23.191 Kepala Keluarga (KK).

Bupati Pasaman Barat, Syahiran di Simpang Empat, Senin ( 8/1) menegaskan turunnya angka kemiskinan bukan mengada-ngada, namun berdasarkan validasi data Program Simpanan Keluarga Sejahtera (PSKS) dan Pendataan Penyandang Masalah Sosial (PPMS).

Rincian angka kemiskinan di Pasaman Barat terbagi di 11 kecamatan yakni di Kecamatan Ranah Batahan rumah tangga miskin sebanyak 1.891 kepala keluarga, Sungai Beremas sebanyak 1.676 jiwa, Koto Balingka sebanyak 2.668 jiwa dan Lembah Melintang sebanyak 2.135 jiwa.

Kemudian Kecamatan Sungai Aur sebanyak 2.078 jiwa, Gunung Tuleh sebanyak 2.105 jiwa, Sasak Ranah Pasisie sebanyak 1.610 jiwa, Talamau sebanyak 3.160 jiwa, Pasaman sebanyak 2.155 jiwa, Luhak Nan Duo sebanyak 1.831 jiwa dan Kinali sebanyak 1.882 jiwa.

"Angka kemiskinan Pasaman Barat dapat kita turunkan dari 7,93 persen tahun 2015 menjadi 7,40 persen tahun 2016. InsyaAllah pada tahun 2021 nanti, kita dapat menekan angka kemiskinan menjadi 5,75 persen," tegasnya.

Begitu juga dengan ketertinggalan daerah dari data yang ada jumlah jorong tertinggal juga menurun dari 23 jorong yang masuk ke dalam kawasan daerah tertinggal berkurang menjadi 16 jorong tertinggal.

"Kita optimistis tahun 2019 mendatang Pasaman Barat sudah terlepas dari satus daerah tertinggal," ujarnya.

Menurutnya Kepala Bappeda Provinsi Sumbar, Hansastri ketika HUT Pasaman Barat, Minggu (7/1) mengatakan bahwa Pasaman Barat menjadi daerah tercepat kemajuanya jika dibandingkan dua daerah tertinggal lainnya di Sumbar.

"Itu artinya, besar harapan kita ketertinggalan Pasaman Barat ini akan semakin cepat kita kejar," katanya.

Terkait dengan pemenuhan infrastruktur dasar semenjak tahun 2015 hingga tahun 2017 pemerintah sudah melaksanakan pengaspalan jalan kabupaten sepanjang 120 kiloneyer. Pembukaan jalan baru sepanjang delapan kilometer dan pembangunan enam unit jembatan.

"Di bidang pembangunan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) Pasaman Barat berhasil meningkatkan indek pembangunan manusia (IPM) dari 65,26 persen, pada tahun 2015 menjadi 66,03 pada tahun 2016," jelasnya.

Ia mengakui rumah tangga miskin di Pasaman Barat memang masih ada dan itu menjadi tugas Pemkab ke depan untuk mewujudkan Pasaman Barat yang lebih baik.

Apalagi, Pasaman Barat memiliki wilayah yang luas dan beberapa pulau dan jorong yang terisolasi dengan infrastruktur yang belum memadai.

Beberapa masukan dari tokoh masyarakat dan pemerintah provinsi dan pemerintah pusat akan menjadi perhatian untuk pembangunan ke depan.

Sebagai tiga daerah yang masih tertinggal di Sumbar yakni Pasaman Barat, Solsel dan Mentawai, Pasaman Barat di nilai oleh Provinsi Sumbar menjadi yang tercepat dalam indeks pembangunnya.

"Tetapi kita patut bersyukur hingga tahun 2017 lalu pendapatan asli daerah sebagai salah satu sumber dana pembangunan sudah bisa kita tingkatkan dari Rp69 miliar pada tahun 2015 naik menjadi Rp105 miliar tahun 2017," sebutnya. (*)