Menristekdikti Sebut Radikalisme Sudah Berkurang di Perguruan Tinggi

id radikalisme

Menristekdikti Sebut Radikalisme Sudah Berkurang di Perguruan Tinggi

Ilustrasi - Tolak paham radikalisme. (cc)

Tasikmalaya, 8/1 (Antaranews Sumbar) - Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Mohamad Nasir mengatakan radikalisme yang sebelumnya ada di sejumlah perguruan tinggi, kini mulai berkurang dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.

"Sebelum 2017 ada, evaluasi setelah adanya Pendidikan Bela Negara (PBN) dan program Wawasan Kebangsaan sekarang sudah kembali ke khittahnya," kata Menteri Nasir di Universitas Siliwangi Tasikmalaya, Senin.

Nasir mengingatkan kepada para dosen dan mahasiswa yang pernah melakukan kegiatan di luar kampus dan sifatnya bertentangan dengan ideologi negara harus kembali. "Harus kembali. Kalau nggak, kita berikan sanksi," kata Nasir.

Nasir menjabarkan Kemenristekdikti telah bekerja sama dengan Lembaga Sandi Negara untuk memantau keberadaan paham-paham radikal di kampus-kampus.

Menurut dia, kegiatan-kegiatan bersifat antiPancasila di kampus-kampus mulai berkurang.

Nasir mengemukakan hampir seluruh perguruan tinggi negeri di seluruh Indonesia pada 2017 sudah melaksanakan Pendidikan Bela Negara (PBN) dan Wawasan Kebangsaan. Kendati demikian pelaksanaan PBN di perguruan tinggi swasta masih sedikit.

Nasir juga berencana untuk mewajibkan program PBN di seluruh perguruan tinggi guna meneguhkan kembali semangat Negara Kesatuan Republik Indonesia dan ideologi Pancasila.

"Di swasta belum semua. Tapi secara relatif ada peningkatan. Kalau di perguruan tinggi negeri sudah hampir semua. Kami akan wajibkan, bekerja sama dengan Kementerian Pertahanan, TNI, Polri karena jumlahnya di seluruh Indonesia tujuh juta," kata Nasir.