November, Kunjungan Turis Asing ke Sumbar Turun

id Mandeh

November, Kunjungan Turis Asing ke Sumbar Turun

Foto udara kawasan wisata Mandeh di Kab.Pesisir Selatan, Sumatera Barat. (ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra/aww/17)

Padang, (Antaranews Sumbar) - Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatera Barat (Sumbar) mencatat 4.622 wisatawan asing berkunjung ke provinsi itu pada November 2017 atau turun 4,23 persen dibandingkan Oktober 2017 yang berjumlah 4.826 orang.

"Dari 4.662 wisatawan asing tersebut pelancong asal Malaysia masih tetap mendominasi mencapai 3.844 orang," kata Kepala BPS Sumbar Sukardi di Padang, Kamis (4/1).

Selain dari Malaysia, pada November kunjungan wisatawan juga berasal dari Thailand berjumlah 109 orang, Australia 92 orang, Perancis 24 orang, Inggris 18 orang, Jerman 16 orang, Tiongkok 14 orang, Amerika Serikat 14 orang, Jepang 13 orang, Filipina 12 orang dan negara lainnya 466 orang.

Menurutnya kunjungan wisatawan pada November memberikan kontribusi sebesar 0,52 persen terhadap total wisman yang berkunjung ke Indonesia sebanyak 890.140 orang.

Ia memastikan jumlah yang terdata tersebut adalah mereka yang masuk melalui imigrasi di Bandara Internasional Minangkabau, jika sebelumnya dari Jakarta atau Medan maka akan didata lewat bandara kedatangan.

Menurut dia tingginya kunjungan wisatawan asal Malaysia ke Sumbar karena ada kesamaan budaya.

Ia melihat turis Timur Tengah juga potensial untuk dibidik berkunjung ke Sumbar dengan syarat pemangku kepentingan yang berwenang harus intensif melakukan promosi objek wisata.

Sebelumnya Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata (Asita) Sumatera Barat menyampaikan pemerintah provinsi bisa belajar dari Malaysia bagaimana strategi menggaet wisatawan berkunjung ke daerah itu.

"Saat ini sudah ada penerbangan langsung dari Padang ke Malaysia ini merupakan peluang namun harus diakui jumlah warga Sumbar yang datang ke Malaysia lebih banyak ketimbang orang Malaysia yang ke Sumbar," kata Ketua Asita Sumbar Ian Hanafiah.

Menurutnya Malaysia mempromosikan wisatanya terus menerus dengan membentuk badan khusus serta melakukan promosi dengan maksimal.

Ia menceritakan saat menunaikan ibadah haji beberapa tahun lalu di sepanjang jalan dari Medinah menuju Mekkah banyak sekali di pasang bilboard tentang promosi Malaysia.

"Mereka paham Arab Saudi merupakan lokasi yang amat strategis untuk beriklan dan dikunjungi oleh muslim di seluruh dunia sehingga tidak perlu repot beriklan di setiap negara karena sudah cukup di Arab Saudi saja," katanya.

Dan sekarang Malaysia sudah menikmati apa yang dilakukan apalagi wisata halal sedang populer, lanjutnya.

Kemudian Malaysia juga menyiapkan beragam infrastruktur dan fasilitas yang membuat wisatawan nyaman.

Sebab kunci agar orang mau berwisata itu adalah mampu melihat dan memenuhi kebutuhan wisatawan, tambahnya, bahkan kantor perdana menterinya sendiri juga bisa dikunjungi.

Ia mengakui biro perjalanan yang ada di Sumbar jauh lebih nyaman membawa warga Sumbar ke Malaysia ketimbang membawa warga Malaysia ke Sumbar.

"Kalau membawa orang Sumbar ke Malaysia sesudah kunjungan tidak ada masalah, tapi membawa orang Malaysia ke sini kami khawatir banyak keluhan mulai dari infrastruktur hingga toilet," ujarnya.

Selain itu harga penginapan di Malaysia juga lebih murah bayangkan saja paket tahun baru tiga hari dua malam bisa dapat Rp1,7 juta untuk hotel bintang tiga, sedangkan di Bukittinggi untuk hotel saja satu malam sudah Rp2,5 juta. (*)