Bentuk Pengabdian Masyarakat, Mahasiswa STKIP Sumbar Tanam 1.200 Mangorve

id TANAM MANGROVE

Bentuk Pengabdian Masyarakat, Mahasiswa STKIP Sumbar Tanam 1.200 Mangorve

Sejumlah mahasiswa STKIP PGRI Sumbar ikut menanam 1.200 bibit mangrove di Pariaman. (Tabuik Diving Club Pariaman)

Pariaman, (Antara Sumbar) - Dosen dan mahasiswa Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan PGRI Sumatera Barat (Sumbar) ikut serta menanam 1.200 bibit mangrove di Desa Apar, Kecamatan Pariaman Utara, Kota Pariaman.

"Penanaman bibit mangrove yang dilakukan oleh 87 mahasiswa ini merupakan salah satu bentuk implementasi ilmu pengetahuan di tengah masyarakat," kata salah seorang dosen Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumbar, Rizki, di Pariaman, Selasa (26/12).

Selain bentuk pengabdian mahasiswa ke masyarakat, imbuhnya 12 dosen STKIP PGRI Sumbar juga terlibat langsung dalam menanam 1.200 bibit mangrove jenis Rhizopora dan Avicenia tersebut.

Beberapa kegiatan lain yang dilakukan yaitu pendidikan, pelatihan dan pembibitan mangrove, pembudidayaan kepiting bakau dan kerang bakau.

Ia menjelaskan beberapa kegiatan tersebut merupakan bentuk praktik yang diterapkan setelah mempelajari teori di bangku perkuliahan.

"Mahasiswa harus mempelajari secara langsung terutama di alam, tidak hanya sebatas pembelajaran teori," katanya.

Sementara itu Ketua Tabuik Diving Club (TDC) Pariaman Aksa Prawira mengatakan pihaknya menyediakan 1.200 bibit tanaman mangrove untuk ditanami oleh puluhan mahasiswa dan dosen tersebut.

"TDC merupakan salah satu komunitas yang memiliki fungsi menjaga keseimbangan alam, salah satunya penanaman bibit mangrove," katanya.

Ia menjelaskan penanaman tersebut merupakan salah satu kelanjutan dari pembuatan jalur penelusuran mangrove bantuan Corporate Social Responsibility Depot Pengisian Pesawat Udara Minangkabau.

Pemerintah Kota Pariaman bekerja sama dengan komunitas pencinta alam TDC untuk mengerjakan jalur penelusuran hutan mangrove tersebut. Total penanaman 15 ribu bibit mangrove yang dilakukan beberapa tahapan dengan masa pengerjaan selama 40 hari.

Bantuan CSR sebesar Rp350 juta tersebut digunakan untuk pembuatan "tracking" mangrove mendukung kunjungan wisatawan.

Awalnya pihak TDC mengajukan proposal permohonan bantuan kepada Pertamina untuk pengembangan hutan bakau yang berada di Desa Apar Kecamatan Pariaman Utara.

"Proposal yang diajukan tersebut untuk pengembangan hutan bakau pada 2018, namun pihak Pertamina DPPU Minangkabau mengabulkan pada 2017," ujar dia.

Ia mengatakan konsep jalur hutan bakau yang dibuat tersebut sepanjang 50 meter dengan lebar 1,5 meter di area seluas kurang lebih satu hektare.

Pembangunan jalur hutan bakau tersebut ditujukan sebagai penyelamatan lingkungan sekaligus destinasi wisata alam terbaru. Hingga saat ini pengerjaan jalur penelusuran tersebut telah mencapai 60 persen. (*)