Pengamat Menilai Ulil Abshar Ciderai Diri Sendiri

id Pengamat Menilai Ulil Abshar Ciderai Diri Sendiri

Jakarta, (Antara) - Pengamat politik dari Universitas Airlangga Surabaya Airlangga Pribadi menilai Ketua DPP Partai Demokrat Ulil Abshar Abdalla yang selama ini dikenal sebagai tokoh gerakan liberal dan demokrasi, telah menciderai dirinya sendiri. Airlangga Pribadi menyatakan hal itu ketika dihubungi melalui telepon selulernya, Sabtu, menanggapi pernyataan Ulil Abshar Abdallala terkait persoalan yang dihadapi Partai Demokrat. Sebelumnya, Ulil Abshar bersama sejumlah pengurus DPP Partai Demokrat meminta agar Ketua Umum Anas Urbaningrum mengundurkan diri dari jabatannya. "Menjadi aneh ketika Ulil Abshar yang selama ini dikenal sebagai representasi politik liberal dan demokratis, tapi malah dukung politik dinasti," katanya. Menurut dia, pernyataan Ulil Abshar itu menjunjukkan dia telah menciderai dirinya, dan reputasinya sebagai tokoh gerakan liberal dan demokrasi. Airlangga juga meyakini langkah Ulil Abshara ini akan memancing respons masyarakat sipil. Menurut Airlangga, selama ini tekanan terhadap Anas Urbaningrum karena ada faksi yang enggan Partai Demokrat berkembang menjadi partai modern. "Jadi, dalam konteks ini Ulil Abshar sudah tidak lagi menjadi representasi intelektual independen, tetapi berada dalam salah satu faksi di internal Partai Demokrat," katanya. Airlangga menilai Ulil Abshar sudah mengambil posisi politik dengan mendukung Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono, yang juga pendiri partai tersebut. Airlangga melihat upaya penyelamatan Partai Demokrat yang dilakukan Majelis Tinggi kurang tepat. "Jika persoalannya tingkat elektabilitas partai turun, maka solusinya adalah melakukan konsolidasi kader di internal partai," katanya. Jika persoalannya adalah dugaan korupsi, menurut dia sampai saat ini tidak ada tatus hukum untuk Anas Urbaningrum. Padahal, menurut dia, berdasarkan AD/ART Partai Demokrat disebutkan apabila kader partai ini terkena kasus hukum, dan berstatus tersangka, akan dinonaktifkan. "Anas belum bestatus sebagai tersangka," katanya. Airlangga menilai, langkah Majelis Tinggi Partai yang mengambilalih kepemimpinan Partai Demokrat merupakan langkah blunder yang akan membawa partai tersebut semakin sulit. (*/sun)