Pastikan Elpiji Bersubsidi Aman, Pemkot Payakumbuh Pantau Pendistribusian

id MONITORING ELPIJI

Pastikan Elpiji Bersubsidi Aman, Pemkot Payakumbuh Pantau Pendistribusian

Kabag Perekonomian Sekdako Payakumbuh Julfiter bersama tim melakukan monitoring gas elpiji 3 kilogram. (ANTARA SUMBAR/Istimewa)

Payakumbuh, (Antara Sumbar) - Pemerintah Kota Payakumbuh, Sumatera Barat (Sumbar), melakukan monitoring pendistribusian gas elpiji 3 kilogram guna memastikan ketersediaannya di masyarakat.

Kepala Bagian Perekonomian Pemerintah Kota Payakumbuh Julfiter di Payakumbuh, Kamis (21/12) mengatakan sejak satu minggu terakhir pihaknya melakukan monitoring ke sejumlah agen dan pangkalan yang ada pada lima kecamatan di daerah itu.

Pada kesempatan itu tim tidak hanya melihat stok elpiji 3 kilogram, tetapi juga melihat keamanan dan standar kelayakan pangkalan seperti ketersediaan racun api.

Selain itu itu, tim juga menemukan beberapa pangkalan yang dilihat ada yang tidak buka dan menyimpan elpiji 3 Kg ditempat lain.

"Ini seharusnya disimpan disini, tapi nyatanya dibongkar pemiliknya di gudang yang lain dengan alasan bahwa mobil atau truk tidak bisa masuk," kata dia.

Pihaknya mendorong para agen dan pangkalan untuk membongkar serta menjual kepada masyarakat di tempat pangkalan masing-masing dengan harga Rp17 ribu per tabung sesuai Harga Eceran Tertinggi (HET)

Ia menilai bahwa pendistribusian gas elpiji 3 kilogram saat ini belum tepat sasaran sehingga menimbulkan kenaikan harga di tingkat pengecer.

"Memang perlu dievaluasi kembali pendistribusiannya agar tepat sasaran. Sekarang banyak UMKM yang malah ikut menikmati gas subsidi, termasuk usaha-usaha besar lainnya," ujarnya.

Sementara itu, Wakil Ketua Pedagang Kaki Lima (PKL) Kota Payakumbuh Saiful mengatakan masyarakat dan PKL sering mengeluh dan resah akibat tingginya harga gas elpiji 3 kilogram di tingkat pengecer seperti warung atau kedai.

Kenaikan harga itu cukup besar dan menyulitkan masyarakat, dimana harganya sampai Rp 24-25 ribu per tabung 3 kilogram.

Herannya, kata dia di tingkat agen dan pangkalan tidak terjadi kenaikan, yakni Rp15 ribu di tingkat agen dan Rp17 ribu di pangkalan.

"Saya membeli di warung dengan harga Rp25 ribu per tabung. Ini seakan menyulitkan masyarakat berekonomi lemah dan pedagang, khususnya kuliner. Selain mahal, kadang juga sulit didapatkan," katanya. (*)