Presiden akan Sapa 1.100 "Milenials" Dalam Acara Entrepreneurs Wanted di Bandung

id Joko Widodo

Presiden akan Sapa 1.100 "Milenials" Dalam Acara Entrepreneurs Wanted di Bandung

Presiden RI, Joko Widodo. (Antara)

Jakarta, (Antara Sumbar) - Presiden Joko Widodo akan menyapa sekitar 1.100 anak muda atau generasi "milenials" yang hadir dalam acara Entrepreneurs Wanted! (EW!) yang digelar di Bandung, Senin.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) bertolak ke Bandung, Senin, dari Pangkalan TNI AU Halim Perdana Kusuma Jakarta sekitar pukul 08.00 WIB.

Presiden akan menjadi pembicara kunci dalam acara Entrepreneurs Wanted! (EW!) yang digelar di Sasana Budaya Ganesha Institut Teknologi Bandung (ITB).

Rencananya acara tersebut akan dilanjutkan dengan sesi dari dua pembicara, yaitu CEO dan Pendiri Tokopedia William Tanuwijaya serta CEO dan Pendiri Amartha Andi Taufan Garuda Putra.

Menurut Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden Bey Machmudin, Presiden akan menyapa ribuan calon wirausaha yang sebagian mahasiswa dalam acara tersebut.

Kehadiran Presiden menjadi bentuk dukungan nyata terhadap upaya penciptaan lebih banyak wirausaha baru di Tanah Air.

Acara EW! diinisiasi sebagai salah satu upaya penciptaan lebih banyak wirausahawan atau guna mendukung pertumbuhan ekonomi nasional.

Acara tersebut dikemas dalam bentuk forum bincang-bincang edukatif antara wirausahawan yang sukses dengan para generasi muda, Entrepreneurs Wanted! (EW!).

"Peran wirausahawan dalam pembangunan Indonesia sangat penting. Selain memiliki andil dalam penciptaan lapangan kerja, para wirausahawan juga turut memberikan dukungan terhadap pertumbuhan ekonomi melalui bidang usahanya masing-masing. Namun, sayangnya jumlah wirausahawan di Indonesia masih tergolong kecil," ujar Kepala Staf Presiden (KSP) Republik Indonesia Teten Masduki dalam siaran persnya.

Menurut data Kementerian Koperasi dan UKM, jumlah wirausahawan pada 2017 baru mencapai 3,31 persen dari jumlah penduduk Indonesia, sementara standar Bank Dunia adalah sebesar 4 persen.

Angka itu juga masih jauh lebih rendah dibandingkan dengan negara ASEAN lainnya, termasuk Singapura (7 persen), Malaysia (5 persen), dan Thailand (4,5 persen), serta tidak berbeda jauh dengan Vietnam (3,3 persen). (*)