Bukittinggi Tunda Perayaan HJK yang Melibatkan Keramaian

id Erwin Umar

Bukittinggi Tunda Perayaan HJK yang Melibatkan Keramaian

Kepala Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga Bukittinggi, Erwin Umar. (ANTARA SUMBAR/ Ira Febrianti)

Bukittinggi, (Antara Sumbar) - Sejumlah kegiatan untuk memeriahkan peringatan ke-233 Hari Jadi Kota (HJK) Bukittinggi, Sumatera Barat (Sumbar) ditunda karena kondisi dinilai masih belum memungkinkan setelah musibah kebakaran terjadi di dua pasar di daerah itu.

"Kegiatan-kegiatan yang melibatkan keramaian tersebut ditunda pelaksanaannya, bukan dibatalkan," kata Kepala Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga setempat, Erwin Umar di Bukittinggi, Jumat (15/12).

Kegiatan yang semula dimaksudkan untuk memeriahkan ulang tahun kota selanjutnya diarahkan pelaksanaannya ke lain waktu untuk mengisi agenda pariwisata bila kondisi sudah memungkinkan.

Beberapa acara yang melibatkan keramaian masyarakat yang ditunda yaitu Makan Bajamba, lomba lari malam hari menaiki dan menuruni jenjang "Bukittinggi Run Night", dan pentas musik.

"Seperti lomba lari malam hari, kita cari jadwal pelaksanaannya di lain waktu karena persiapan sudah dilakukan seperti lampu-lampu dan baju bagi peserta lomba," ujarnya.

Sebelumnya persiapan dalam rangka ulang tahun kota tersebut telah dilakukan dan setiap perangkat daerah bertanggungjawab ikut memeriahkan HJK.

Dijadwalkan setelah puncak peringatan HJK dilaksanakan dalam sidang paripurna DPRD pada 22 Desember 2017, hingga akhir 2017 di daerah itu diramaikan acara hiburan.

"Sebagai bentuk simpati terhadap warga yang terkena musibah, akhirnya perayaan secara meriah tidak dilaksanakan pada tahun ini, cukup secara sederhana saja," katanya.

Meski demikian, di lingkup masyarakat yang lebih kecil seperti di kecamatan dan kelurahan, perayaan secara sederhana tetap dilaksanakan.

Anggota Komisi III DPRD Bukittinggi, Ibnu Asis mengaku tidak menjadi masalah bila daerah itu tidak menggelar perayaan dalam memperingati ulang tahun kota.

Ia menilai apapun situasi yang dihadapi, ulang tahun lebih baik dijadikan momen mengambil esensi dari bertambahnya usia.

"Kalau ulang tahun kota dengan usia 233 tahun dan dalam pemerintahan saat ini, apa saja visi dan misi yang telah dicapai, apa yang belum. Lebih penting mengevaluasi capaian dari visi dan misi tersebut," lanjutnya.

Karena ulang tahun kota jatuh pada bulan Desember, bukan berarti pula banyak event ditumpuk pelaksanaannya pada satu bulan tersebut.

"Jangan karena HJK di bulan Desember, lalu event besar semuanya di bulan itu. Ada 12 bulan dalam satu tahun dan pemerintah memiliki program kerja. Bila terbagi dan terencana dengan baik, maka setiap bulan sudah ada acara di kota ini sebagai hiburan bagi masyarakat dan pengunjung," jelasnya. (*)