Lubukbasung, (Antara Sumbar) - Dinas Kesehatan Kabupaten Agam, Sumatera Barat mengintensifkan sosialisasi untuk mencegah penyakit difteri kepada masyarakat agar penyakit mematikan itu tidak ada di daerah tersebut.
"Sosialisasi ini telah kita lakukan sejak ada satu pasien yang dicurigai menderita penyakit difteri di Pakan Kamih, Nagari Koto Tangah, Kecamatan Tilatang Kamang beberapa hari lalu," kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Agam, Hendri Rusdian di Lubukbasung, Rabu (13/12).
Sosialisai yang dilakukan itu berupa penyuluhan dengan mengerahkan petugas kesehatan ke warga terkait antisipasi penularan penyakit difteria, meminta orang tua untuk membawa anak mereka melakukan imuniasai ke posyandu dan lainnya.
Selain mengerahkan petugas kesehatan, Dinkes Agam juga memasang baliho dan spanduk terkait pencegahan penyakit difteri di setiap pusat keramaian, pustu, puskesmas dan lainnya.
"Baliho dan spanduk ini telah kita sebar ke 16 kecamatan dan telah dipasang titik strategis," ujarnya.
Dengan dilakukan sosialisasi itu, pihaknya berharap penyakit difteri tidak ada di Agam, karena masyarakat sudah melakukan langkah agar tidak menderita penyakit itu.
"Sebelumnya ada ditemukan satu pasien yang dicurigai menderita penyakit difteri di Pakan Kamih, Nagari Koto Tangah, Kecamatan Tilatang Kamang. Setelah dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah Achmad Mochtar Bukittinggi, pasien tersebut sudah sembuh dan sudah pulang ke rumahnya," jelasnya.
Ia mengharapkan jika ditemukan kejanggalan segera melaporkan dan memeriksakan ke puskesmas terdekat dan pihak puskesmas akan merujuk ke Rumah Sakit Umum Daerah Achmad Mochtar Bukittinggi dan RSUP M Djamil Padang.
Selain itu masyarakat diminta melengkapi imunisasi kepada seluruh balita sehingga bisa menghidari serangan penyakit difteri.
"Masyarakat juga menjaga kebersihan lingkungan, mencuci tangan sebelum makan, saat batuk menutup mulut dan lainnya," lanjutnya.
Ia menjelaskan diantara ciri-ciri penyakit difteri terbentuknya lapisan tipis berwarna abu-abu yang menutupi tenggorokan dan amandel, demam, menggigil, sakit tenggorokan dan suara serak, sulit bernapas atau napas yang cepat.
Selain itu pembengkakan kelenjar limfe pada leher, lemas dan lelah, pilek. Awalnya cair, tapi lama-kelamaan menjadi kental dan terkadang bercampur darah.
Ketua Komisi IV Bidang Pendidikan dan Kesejahteraan Rakyat DPRD Agam, Irfan Amran memberikan apresiasi dinas terkait yang tangap dalam mencegah penyakit difteri itu.
Namun pencegahan itu harus ditingkatkan sampai ke daerah pelosok karena baliho dan spanduk hanya dipasang di jalan utama, sementara masyarakat banyak tinggal di daerah pelosok.
"Kita juga berharap Dinas Kesehatan menyiapkan vaksin agar masyarakat tidak menderita penyakit yang sedang mewabah di beberapa provinsi di Indonesia," katanya. (*)
Berita Terkait
Ancaman penyakit akibat vaksinasi rutin anak yang melambat akibat pandemi
Kamis, 15 Juli 2021 8:54 Wib
19 warga Bangkalan terserang difteri, masuk sebagai kabupaten terdampak difteri
Minggu, 30 September 2018 7:50 Wib
Wabah difteri sebabkan 84 orang meninggal di Yaman, ungkap WHO
Rabu, 4 April 2018 8:19 Wib
Padang Pariaman tingkatkan sosialisasi imunisasi antisipasi difteri
Selasa, 23 Januari 2018 16:43 Wib
Cegah penyebaran, Pariaman segera laksanakan imunisasi difteri
Senin, 22 Januari 2018 17:23 Wib
Kemenkes diminta sanksi kepala daerah yang lalai tangani Difteri
Kamis, 18 Januari 2018 15:36 Wib
Seorang Warga Pesisir Selatan Terduga Difteri
Selasa, 16 Januari 2018 18:05 Wib
Lantamal Padang Pun Peduli Difteri
Kamis, 4 Januari 2018 19:45 Wib