Pengamat Menilai Pemilu 2019 Merupakan Demokrasi Sesungguhnya

id Eka Vidya Putra

Pengamat Menilai Pemilu 2019 Merupakan Demokrasi Sesungguhnya

Pengamat Politik dari Universitas Negeri Padang (UNP), Dr Eka Vidya Putra. (Antara Sumbar/Novia Harlina)

Padang, (Antara Sumbar) - Pengamat Politik dari Universitas Negeri Padang (UNP) Sumatera Barat, Dr Eka Vidya Putra mengatakan pemilu 2019 atau yang ke-lima di Indonesia setelah reformasi merupakan pesta demokrasi sesungguhnya karena dinilai sudah lepas dari masa otorisasi dan transisi.

"Demokrasi itu dinilai dari pemilu, yang dapat mengukur kebebasan dan kedewasaan masyarakat," katanya di Padang, Selasa.

Menurutnya indikator negara demokrasi setelah melalui empat pemilu sebelumnya dilatar belakangi oleh dua fase, yakni otorisasi dan transisi.

Pada masa otorisasi, katanya masyarakat terkungkung tidak memiliki kebebasan berpendapat, apa yang ditayangkan dan didengarkan di radio sudah diatur oleh pemerintah.

"Pemikiran masyarakat saat itu tidak terbuka," kata dia.

Kemudian fase transisi, dalam fase transisi ini pemilu sudah berlangsung sebanyak sempat kali, mulai dari 1999 pintu masuk demokrasi, 2004, 2009, 2014 masa penataan demokrasi bangsa. Dalam masa itu pemerintah dan masyarakat melakukan percobaan-percobaan yang dinilai pas diterapkan di Indonesia.

Ia menyebutkan perubahan itu tidak hanya dari sisi regulasi, namun juga norma masyarakat dan perilaku masyarakat agar memiliki pemikiran yang terbuka dan sejalan dengan pemerintah.

Namun dalam empat kali pemilu, ujar Eka hal tersebut tidak mudah, karena ada orang-orang yang sudah tertanam budaya otoriter setelah masa penjajahan akan protes tidak akan mau membagi kekuasaannya.

"Sehingga pro dan kontra itu yang mempengaruhi masyarakat, antara ingin berpartisipasi dalam pesta demokrasi atau tidak sama sekali," katanya.

Pro dan kontra itu, lanjutnya yang pada pemilu sebelumnya juga menjadi polemik sehingga muncullah yang namanya politik uang, golput dan kampanye hitam.

Namun ia menilai, pada pemilu 2019 Indonesia seharusnya berada pada puncak demokrasi dan mempertahankannya untuk ke depan dalam sistem pemilihan.

"Kata lainnya Indonesia sudah dewasa dalam pelaksanaan pemilu ini," kata dia.

Sementara Ketua KPU Padang, Muhammad Sawati mengatakan pihaknya bertekad menjadi barometer pemilu yang adil dengan partisipasi pemilih yang tinggi.

"Untuk itu kami mulai gencarkan sosialisasi pemilu serentak 2019 ini," tambahnya. (*)