Bahaya Kolera, Delapan Warga Tanzania Selatan Meninggal

id KOLERA

Bahaya Kolera, Delapan Warga Tanzania Selatan Meninggal

Ilustrasi - Seorang anak perempuan menangis saat dimasukkan selang infus di tangannya untuk pengobatan kolera di pusat perawatan kolera milik organisasi kemanusiaan Medecins Sans Frontieres (MSF) atau Dokter Tanpa Batas di Port-au-Prince, Jumat (31/8). Jumlah pasien yang masuk pusat perawatan tersebut meningkat sejak Topan Isaac menerpa wilayah selatan pesisir Haiti, sepekan lalu. (REUTERS/Swoan Parker)

Arusha, Tanzania, (Antara Sumbar) - Delapan orang meninggal dan 185 orang lagi telah dirawat di rumah sakit dalam tiga pekan sejak wabah kolera menyebar di Wilayah Ruvuma di Tanzania Selatan, kata seorang pejabat kesehatan pada Sabtu (9/12).

Petugas Medis Regional Ruvuma Gozibert Mutahyabarwa mengatakan kasus pertama kolera dilaporkan pada 18 November di Kabupaten Nyasa.

Menurut Mutahyabarwa, pemerintah regional dengan susah-payah berhasil mendirikan pusat perawatan kolera di pelbagai tempat di Kabupaten Nyasa.

"Semua korban di kamp yang didirikan bereaksi dengan baik pada pengobatan," kata petugas medis dalam satu wawancara, sebagaimana dilaporan Xinhua.

Ia mengidentifikasi semua desa yang terpengaruh oleh penyakit tersebut adalah Mtipwili, Chuilu, Kwambe, Matenje, Lundo, Lipingo, Ngindo dan Hongi.

Mutahyabarwa mendesak warga agar memastikan daerah sekitar mereka bersih guna menghindari kolera --penyakit diare yang mematikan dan dapat membunuh orang dalam waktu beberapa jam jika ia tidak diobati.

Ia mendorong warga agar menjamin mereka minum air yang bersih dan aman serta menggunakan toilet yang layak.

Wabah kolera muncul secara rutin selama musim hujan di negara Afrika Timur itu, ketika hujan menghanyutkan zat pencemar ke dalam sumur yang digunakan warga. (*)