Dukung Palestina, Menlu Pakai "Keffiyeh"

id Retno Marsudi

Dukung Palestina, Menlu Pakai "Keffiyeh"

Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi.

Banten, (Antara Sumbar) - Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi memakai selendang khas Palestina keffiyeh dalam "Bali Democracy Forum" (BDF) Ke-10 untuk menunjukkan dukungan pemerintah dan rakyat Indonesia kepada Palestina setelah Presiden AS Donald Trump mengumumkan pengakuan Amerika Serikat atas Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel.

"Saya berdiri di sini memakai selendang Palestina untuk menunjukkan komitmen kuat Indonesia, rakyat Indonesia, yang akan selalu bersama rakyat Palestina untuk hak-hak mereka. Indonesia akan selalu bersama Palestina," kata Menlu RI sambil menunjukkan selendang bermotif kotak-kotak hitam-putih itu dalam pembukaan BDF Ke-10 di Gedung Indonesia Conference and Exhibition (ICE), Serpong, Banten, Kamis (7/12).

Menlu Retno juga menegaskan Indonesia mengecam pengumuman Trump di Washington DC pada Rabu (6/12) pukul 13.00 atau Kamis pukul 01.00 WIB yang mengakui Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel.

"Kami mengecam pengakuan ini, demokrasi berarti menghormati hukum internasional. Jadi pengakuan tersebut tidak menghormati berbagai resolusi Dewan Keamanan PBB," kata dia.

Selain itu, Menlu RI juga menyesalkan Amerika Serikat sebagai negara demokrasi yang telah maju mengambil langkah yang mengancam perdamaian dan berpotensi meningkatkan instabilitas kawasan Timur Tengah.

"Sebagai negara demokrasi, Amerika seharusnya tahu apa arti demokrasi," kata dia.

Presiden Joko Widodo direncanakan akan memberikan pernyataan kecaman resmi di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Kamis, terkait pengakuan Amerika Serikat terhadap Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel.

Pada Rabu pukul 13.00 waktu setempat, di Gedung Putih Washington DC, Trump telah mengumumkan secara resmi pengakuan AS terhadap Yerusalem sebagai wilayah Israel dan akan memindahkan Kedutaan Besar AS dari Tel Aviv ke Yerusalem.

Trump menyebut pengakuan Yerusalem sebagai milik Israel tidak lain sebagai pengungkapan fakta sebagaimana mestinya.

Padahal, Palestina akan menjadikan Yerusalem Timur sebagai Ibu Kota saat benar-benar merdeka karena wilayah tersebut masih dicaplok Israel. (*)