Pemkot Bukittinggi Lakukan Penilaian Arsip Bernilai Sejarah yang Dikumpulkan Warga

id penilaian arsip

Pemkot Bukittinggi Lakukan Penilaian Arsip Bernilai Sejarah yang Dikumpulkan Warga

Dewan juri melakukan penilaian arsip bernilai sejarah di Bukittinggi yang dikumpulkan warga lewat lomba bertema Penyelamatan dan Pelestarian Arsip Bernilai Sejarah, Rabu (6/12). (ANTARA SUMBAR/ Ira Febrianti)

Bukittinggi, (Antara Sumbar) - Pemerintah Kota Bukittinggi, Sumatera Barat, melakukan penilaian terhadap arsip bernilai sejarah yang telah dikumpulkan warga lewat lomba arsip bertema 'Penyelamatan dan Pelestarian Arsip Bernilai Sejarah'.

Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Bukittinggi, Novri di Bukittinggi, Rabu, mengatakan arsip yang dikumpulkan memuat informasi yang terjadi di dalam wilayah Bukittinggi dapat berupa foto, teks, tokoh maupun rangkaian peristiwa.

"Cukup banyak yang terkumpul, jumlahnya kami hitung sambil proses penilaian berjalan pada 6 sampai 8 Desember 2017," katanya.

Lomba itu dilaksanakan dengan tujuan memunculkan bukti perjalanan bangsa khususnya yang terjadi di Bukittinggi sehingga dapat menjadi bahan belajar bagi generasi muda dan menciptakan masyarakat sadar arsip.

Penilaian arsip bernilai sejarah dilakukan melibatkan juri dari Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) dan akademisi sementara para peserta diminta menunjukkan arsip asli yang dimiliki.

Hasil penilaian itu akan diumumkan pada 22 Desember 2017 bertepatan dengan peringatan ke-233 Hari Jadi Kota (HJK) Bukittinggi.

Novri menerangkan, arsip-arsip yang dikumpulkan masyarakat tersebut akan disimpan oleh Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Bukittinggi.

"Namun bila warga pemilik arsip tetap ingin menyimpan arsip yang asli, pemkot akan gandakan dan salinannya disimpan untuk menambah koleksi," ujarnya.

Seorang warga yang ikut dalam lomba arsip bersejarah itu, Suhatri mengatakan dirinya mengumpulkan empat arsip berupa teks.

Keempat arsip itu memuat informasi tentang pengibaran bendera Merah Putih pertama kalinya di Jam Gadang, serangan di Bukittinggi saat agresi militer Belanda, detik-detik proklamasi kemerdekaan dan peristiwa yang terjadi di Bukittinggi saat itu, dan sejarah Kweekschool.

Sebagai seorang guru, Suhatri mengakui memang gemar mengumpulkan informasi peristiwa di waktu lampau untuk mendukung dalam kegiatan mengajar.

"Soal menang lomba itu urusan belakang, yang penting arsip diserahkan dulu supaya bisa banyak yang tau sejarah," katanya. (*)