Hingga Awal Desember, Sumbar Diguncang Gempa Sebanyak 236 Kali

id Gempa

Hingga Awal Desember, Sumbar Diguncang Gempa Sebanyak 236 Kali

Ilustrasi Gempa Bumi. ( streetroots.wordpress.com)

Padang, (Antara Sumbar) - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Geofisika Padang Panjang, Sumatera Barat, mencatat 236 gempa bumi tektonik terjadi di provinsi itu sepanjang 2017.

Kepala BMKG Stasiun Geofisika Padang Panjang, Rahmat Triyono dihubungi dari Padang, Rabu (6/12) menyebutkan dari 236 gempa tersebut, 22 di antaranya merupakan gempa dengan magnitude di atas lima skala richter, baik yang bersumber dari darat maupun di laut dan dirasakan sebanyak tujuh kali oleh masyarakat.

Kemudian terdapat satu kali gempa bumi yang cukup kuat terjadi pada 31 Agustus 2017 di 68 kilometer Timur Muara Saibi kepulauan Mentawai dengan kekuatan 6,2 skala richter.

"Gempa 6,2 skala richter itu dirasakan masyarakat hingga ke Kota Payakumbuh dan Muko-muko Bengkulu," ujarnya.

Hal ini terjadi karena Sumbar berada di antara pertemuan dua lempeng tektonik besar yaitu Eurasia dan Indo-Australia serta patahan semangko atau sesar Sumatera sehingga intensitas gempa bumi cukup tinggi.

Menurutnya gempa yang di daratan Sumatera disebabkan oleh segmen patahan semangko yaitu segmen Sumpur, segmen Sianok, segmen Sumani dan segmen Suliti.

"Segmen Sianok lebih banyak menyebabkan gempa," ujarnya.

Segmen Sianok berada di sekitar Ngarai Sianok Kota Bukittinggi sampai tenggara Danau Singkarak melewati sisi timur danau.

Rahmat mengimbau ketika terjadi gempa dengan guncangan yang cukup kuat, masyarakat tidak boleh panik sehingga dapat menyelamatkan diri dengan baik.

Sebelumnya Pakar Gempa dari Universitas Andalas (Unand) Dr Badrul Mustafa mengatakan Sumbar secara umum belum termasuk kepada daerah yang sadar gempa karena di beberapa kabupaten/kotanya masih terdapat bangunan tidak tahan bencana itu.

"Saya ingin pemerintah setempat dapat mendorong daerah-daerah yang rawan bencana gempa dan tsunami dapat meningkatkan kesiapsiagaannya baik itu fisik dan non fisik dalam menghadapi bencana itu," katanya.

Daerah yang dapat dinilai sadar gempa yakni mempunyai bangunan yang tahan akan gempa untuk dijadikan shelter tempat evakuasi sementara dari tsunami, jalur evakuasi yang jelas dan terarah, serta kesadaran tinggi masyarakat atas kesiagaan bencana. (*)