Rasio Elektrifikasi di Indonesia Capai 93,08 Persen

id Listrik

Rasio Elektrifikasi di Indonesia Capai 93,08 Persen

Penambahan daya listrik. (ANTARA FOTO)

Jakarta, (Antara Sumbar) - Rasio elektrifikasi di Indonesia saat ini mencapai 93,08 persen dan diharapkan sampai 2019 bisa 100 persen yang berarti tidak ada lagi daerah yang tak teraliri listrik.

"Kita sedang berupaya untuk elektrifikasi keseluruhan daerah tahun 2019. Angka ini sudah melebihi target di 2017 sebesar 92,75 persen," kata Sekretaris Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Agoes Triboesono, saat diskusi Pelayanan Ketenagalistrikan Indonesia yang diselenggarakan oleh Forum Merdeka Barat 9 (FMB9) Kementerian Komunikasi dan Informatika di Jakarta, Kamis (30/11).

Dikatakan, bila dilihat per daerah maka rasio elektrifikasi tertinggi di Jawa Barat sebesar 99,87 persen dan disusul Banten 99 persen dan DKI Jakarta 98,8 persen, sehingga secara keseluruhan berbagai daerah di Indonesia sudah memiliki rasio elektrifikasi ditingkatan 70-90 persen.

Sekalipun banyak daerah yang elektrifikasi sudah besar, katanya, namun masih ada yang rendah elektrifikasinya yaitu NTT 58,99 persen dan Papua 48,91 persen.

"Kondisi geografis Indonesia yang terdiri dari kepulauan menjadi salah satu penyebab mengapa elektrifikasi di NTT dan Papua masih rendah," ucapnya.

Dia mengatakan, sekalipun kondisi geografis yang terdiri dari kepulauan tapi elektrifikasi di dua provinsi itu tetap harus ditingkatkan sehingga masyarakat setempat bisa menikmati listrik.

"Saat ini terus dilakukan upaya percepatan pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan di wilayah timur Indonesia," ujarnya.

Kepala Satuan Komunikasi Korporat PLN I Made Suprateka mengatakan, saat ini di Indonesia masih ada sekitar 2.500 desa yang belum terlistriki dan kondisi itu tidak saja terjadi di Indonesia timur saja, tapi juga dialami di desa di Jawa Barat dan Banten.

Desa yang belum terlistriki tersebut, katanya, umumnya terletak di wilayah terpencil dengan komunitas sedikit hanya 20-50 orang, disamping sulit untuk ditarik kabel listrik.

Selain itu, tambahnya, ada pula sekitar 10.000-an desa yang sudah terlistriki, tapi tidak beroperasi 24 jam, hanya beroperasi delapan jam atau kurang.

"Sampai dengan September 2017 sudah ada 73.656 desa yang teraliri listrik di seluruh Indonesia dan jumlah tersebut akan terus bertambah," tutur Suprateka.

Khusus untuk elektrifikasi di Papua yang masih rendah, dia mengatakan saat ini sudah disiapkan sejumlah pembangkit seperti pembangkit listrik tenaga air (PLTA) dan pembangkit listrik tenaga gas (PLTG). (*)