Padang, (Antara Sumbar) - Pengamat Ekonomi dari Universitas Andalas (Unand) Padang, Sumatera Barat, Dr Harif Amali Rivai mengatakan pebisnis toko konvensional harus aktif menggunakan pasar jual beli dalam jaringan (e-commerce) sebagai sarana peningkatan omzet.
"Karena saat ini bisnis konvensional mengalami kemunduran yang ditandai dengan banyaknya tutup toko-toko yang ada di pusat perbelanjaan, untuk mengantisipasi keadaan tersebut pebisnis harus aktif menggunakan e-commerce," katanya di Padang, Selasa (28/11).
Menurut dia penutupan toko konvensional ini terjadi karena omzet menurun sehingga biaya operasional harus dipotong dari biasanya.
Kemunduran bisnis konvensional ini disebabkan adanya perubahan zaman yang menjadi era generasi milenium.
"Pada era tersebut, orang lebih sering menggunakan cara yang praktis. Jadi mereka hanya memakai telepon pintar untuk mengakses segalanya mulai dari beli makanan, pakaian, dan barang elektronik lainnya," ujarnya.
Ditambah dengan mudahnya akses pembayaran sehingga gaya berbelanja seperti ini banyak diminati.
"Situasi ini membuat pebisnis toko konvensional sangat tidak diuntungkan, karena harus menurunkan harga barang sampai menutup tokonya," katanya.
Ia menyarankan untuk para pebisnis dapat menyusun strategi untuk mengantisipasinya seperti membuat dua pola yakni secara konvensional dan daring.
"Jadi toko yang ada harus dilengkapi dengan versi daringnya, untuk menarik lagi minat pembeli," lanjutnya.
Keadaan seperti ini bukan daya beli masyarakat yang mengalami penurunan, tetapi gaya berbelanja masyarakat berubah.
Menurutnya kondisi seperti ini dapat mengurangi mobilisasi kunjungan ke pusat perbelanjaan, namun dari segi ekonomi bergerak dengan adanya e-commerce ini.
Secara nasional transaksi akan bergeser dari konvensional menjadi digital, dan keadaan ini menguntungkan karena transaksi tetap bergerak, katanya. (*)
Perluas Pasar, Pebisnis harus Aktif Gunakan E-Commerce
Dekan Fakultas Ekonomi Unand, Dr Harif Amali Rivai. (ANTARA SUMBAR/Dokumen Humas Unand)
