Harga TBS Kelapa Sawit Pesisir Selatan Naik Jadi Rp1.200/Kg

id Kelapa Sawit

Harga TBS Kelapa Sawit Pesisir Selatan Naik Jadi Rp1.200/Kg

Kelapa sawit. (ANTARA SUMBAR/Joko Nugroho)

Painan, (Antara Sumbar) - Tandan Buah Segar (TBS) Kelapa Sawit hasil kebun rakyat di Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat, naik menjadi Rp1.200 per kilogram dari bulan sebelumnya yang hanya Rp1.000 per kilogram.

"Harga TBS saat ini cukup menggembirakan mudah-mudahan bisa bertahan dua atau tiga bulan kedepan," kata petani kelapa sawit di Kecamatan Lengayang, daerah setempat, Mahmud (45) di Painan, Minggu (26/11).

Ia menambahkan harapan itu diutarakan mengingat harga TBS yang tidak pernah stabil, dan pada waktu tertentu harganya bisa anjlok bahkan pernah Rp300 per kilogram.

Petani lainnya, Yunus (52), berharap ada campur tangan pemerintah dalam upaya menstabilkan harga TBS sehingga petani benar-benar bisa menggantungkan ekonomi keluarga dengan mengelola kebun kelapa sawit.

"Saat ini harga TBS cukup menjanjikan, jika harga ini berlangsung agak lama tentu kami bisa mengumpulkan uang hasil penjualan untuk membeli pupuk, namun yang terjadi biasanya ketika uang sudah terkumpul harga TBS anjlok dan uang yang ada malah terpakai untuk mencukupi kebutuhan keluarga," ujarnya.

Bahkan, jika harga TBS anjlok petani harus bekerja ekstra seperti menjadi buruh panen kelapa sawit dan juga melakoni usaha lain seperti menjadi nelayan, buruh bangunan demi mencukupi kebutuhan hidup akibatnya pengelolaan kebun kelapa sawit tidak maksimal.

Kepala Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan Pesisir Selatan, Jumsu Trisno mengajak petani memperhatikan TBS produksi mereka dengan menanam bibit yang berkualitas.

"Kami berencana menguji rendemen kelapa sawit di daerah ini, dengan hasil uji itu kami akan mencoba meyakinkan perusahaan pengelola kelapa sawit bahwa TBS hasil kebun rakyat juga memiliki rendemen yang baik," katanya.

Menurutnya dengan menanam bibit yang berkualitas maka kualitas produksi petani juga akan baik pula.

"Selama ini alasan perusahaan pengelola kelapa sawit tidak berani menetapkan harga TBS produksi kebun rakyat karena mereka menilai rendemennya rendah, mudah-mudahan dengan hasil uji rendemen yang akan kami lakukan bisa membuat perusahaan pengelola melirik TBS produksi kebun rakyat," kata dia. (*)