Waspadai Hujan Lebat Berpetir Di Aceh

id Hujan

Waspadai Hujan Lebat Berpetir Di Aceh

Pedagang dan pengunjung Pasar Raya Padang, Sumatera Barat sedang berlindung dari air hujan, Rabu (12/10). Cuaca Buruk seperti hujan dan badai yang melanda Kota Padang mempengaruhi harga cabai di Kota tersebut. (ANTARA SUMBAR/Aadiaat M.S)

Sabang, Aceh, (Antara Sumbar) - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) meminta masyarakat waspadai potensi terjadinya hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang disertai kilat atau petir dan angin kencang di 11 kabupaten/kota Provinsi Aceh.

"Hujan dengan intensitas sedang-lebat disertai kilat/petir dan angin kencang berpotensi terjadi di Pidie, Pidie Jaya, Aceh Utara, Lhokseumawe, Aceh Timur, Langsa, Aceh Tamiang, Aceh Tenggara, Gayo Lues, Aceh Singkil," kata Kepala Stasiun Meteorologi Cot Ba U Maimun Saleh, Sabang Siswanto di Sabang, Minggu (26/11).

Menurutnya, hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang disertai kilat atau petir dan angin kencang juga berpotensi meluas ke wilayah Aceh Besar, Aceh Jaya, Aceh Barat, Nagan Raya, Aceh Tengah, Bener Meriah, Aceh Selatan, Subulussalam, Simeulue dan sekitarnya.

Hujan dengan intensitas sedang hingga lebat mengguyur pulau terluar paling ujung barat Indonesia sejak Sabtu (25/11) hingga Minggu dini hari.

Untuk itu, BMKG mengingatkan masyarakat selalu meningkatkan kewaspadaannya terhadap potensi terjadi hujan sedang sampai lebat disertai kilat/petir dan angin kencang.

"Berkenaan dengan cuaca tersebut harus diwaspadai potensi timbulnya dampak dari curah hujan yang secara terus menerus mengguyur wilayah Sabang dan sekitarnya," ujar dia.

Bencana bisa muncul tanpa melihat objek atau mengenal siapa pun sehingga pihaknya berharap masyarakat yang berada di kawasan bencana mampu mengenali lingkungan sebagai upaya deteksi dini.

Stasiun BMKG Kota Sabang sebagai salah satu institusi pemerintah yang memiliki tanggung jawab dalam pengamatan unsur cuaca akan selalu berusaha memberikan layanan informasi kepada masyarakat luas.

"Masyarakat harus mengubah cara berpikir dalam menghadapi bencana. Bencana semata-mata bukan sekedar sebuah takdir, namun kita harus bisa berprinsip hidup dengan mencegah atau menghindar dari bencana," tuturnya. (*)