Kaba Cindua Mato Akan Ditampilkan Dalam Payakumbuh Botuang Festival

id Kaba cindua mato

Kaba Cindua Mato Akan Ditampilkan Dalam Payakumbuh Botuang Festival

Pertunjukan Mite Kudeta oleh Ranah Performing Arts Company (Ranah PAC). (Istimewa)

Padang, (Antara Sumbar) - Kaba Cindua Mato dalam versi baru akan ditampilkan oleh Ranah Performing Arts Company (Ranah PAC) pada Payakumbuh Botuang Festival (PBF) 2017 di Kota Payakumbuh Sumatera Barat.

Direktur Artistik Ranah PAC, S Metron saat dihubungi di Padang, Rabu, mengatakan pertunjukan yang mengangkat tema dari Kaba Cindua Mato ini berjudul Mite Kudeta dan akan dipentaskan pada 1 Desember 2017.

"Mite Kudeta adalah sebuah bentuk pembacaan lain tentang Kaba Cindua Mato yang telah beredar luas di masyarakat," katanya.

Garapan ini merupakan eksplorasi gerak dan bunyi yang dilahirkan dari akar budaya Minangkabau. Sejalan dengan ini wacana juga digali dari teks-teks Minangkabau kemudian dibocorkan agar menemukan teks-teks baru.

"Dalam sebuah penelitian, ada 33 versi dan variasi Kaba Cindua Mato di Minangkabau, ini versi dan variasi ke-34," ujarnya.

Selanjutnya ia menambahkan Mite Kudeta telah digarap sejak 2015 dan hingga saat ini sudah ditampilkan dalam beberapa kali pementasan.

Pertama kali dipentaskan dalam KABA Festival 2 di Padang pada 2015. Lalu, kembali dipentaskan pada KABA Festival IV. Beberapa waktu lalu Mite Kudeta dipentaskan di TIM Jakarta pada Minangkabau Culture and Art Festival di GBBJ TIM Jakarta.

"Satu pertunjukan bisa terus berkembang dari waktu ke waktu dan hal inilah yang dilakukan pada Mite Kudeta. Pertunjukan mengalami perubahan, hal yang membuatnya menjadi makin menarik untuk disaksikan," kata dia.

Sementara itu kurator PBF 2017, Dede Pramayoza menyebutkan Mite Kudeta oleh Ranah PAC akan tampil pada 1 Desember 2017 yang berlokasi di Panorama Ampangan Kanagarian Aua Kuniang Kecamatan Payakumbuh Selatan.

Pada beberapa grup kami mencoba mendorong untuk mempergunakan bambu, baik sebagai alat atau eksplorasi bunyi, sebab festival ini memang mengangkat tema bambu yang merupakan keunikan daerah tersebut, katanya. (*)