Meski Menguat, Harga Minyak Mencatat Kerugian Mingguan

id Minyak

Meski Menguat, Harga Minyak Mencatat Kerugian Mingguan

harga minyak mentah naik (ANTARA News/Ridwan Triatmodjo)

New York, (Antara Sumbar) - Harga minyak dunia pulih dari penurunan beberapa hari terakhir pada Sabtu pagi (18/11) WIB, namun mencatat kerugian mingguan di tengah kekhawatiran tentang kelebihan pasokan.

Patokan AS, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Desember, naik 1,41 dolar AS menjadi menetap di 56,55 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange.

Sementara itu, patokan global, minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Januari, naik 1,36 dolar AS menjadi ditutup pada 62,72 dolar AS per barel di London ICE Futures Exchange.

Harga minyak telah tergelincir dari level tertinggi dua tahun awal pekan ini, karena pasar khawatir bahwa persediaan minyak mentah AS yang meningkat berpotensi merusak upaya Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) untuk mengetatkan pasar.

Sementara itu, dolar yang lemah juga memicu reli harga minyak pada Jumat (17/11). Indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya, turun 0,28 persen menjadi 93,671 pada akhir perdagangan.

Di sektor ekonomi, jumlah rig yang beroperasi di ladang-ladang minyak AS tidak berubah pada 738 rig minggu ini, kata perusahaan jasa ladang minyak Baker Hughes dalam laporan mingguannya pada Jumat (17/11).

Persediaan minyak mentah AS naik 1,9 juta barel pada pekan yang berakhir 10 November, menjadi 459,0 juta barel, menurut Badan Informasi Energi AS (EIA) pada Rabu (15/11), lebih tinggi dari ekspektasi pasar.

Para analis mengatakan, kenaikan cadangan minyak mentah AS dikombinasikan dengan prospek permintaan global yang suram, membuat para investor khawatir tentang kelebihan pasokan global terus berlanjut.

Dalam Laporan Pasar Minyak (Oil Market Report) yang dirilis pada Selasa (14/11), Badan Energi Internasional (IEA) memangkas proyeksi permintaan minyak dunia sebesar 100.000 barel per hari (bph) untuk 2017 dan 2018, menjadi sekitar 1,5 juta barel per hari pada 2017 dan 1,3 juta barel per hari pada 2018. (*)