New York, (Antara Sumbar) - Harga minyak global berakhir beragam pada perdagangan Senin (Selasa pagi WIB), karena tekanan geopolitik di Timur Tengah mengimbangi peningkatan produksi Amerika Serikat.
Kekhawatiran regional di Timur Tengah termasuk perang di Yaman dan meningkatnya ketegangan antara Arab Saudi dan Iran, telah mendorong kenaikan harga minyak mentah.
Para analis mengatakan investor percaya bahwa ketegangan geopolitik di Timur Tengah akan mengganggu produksi minyak di kawasan tersebut, sehingga mengimbangi kenaikan produksi minyak AS.
Jumlah rig yang beroperasi di ladang-ladang minyak AS meningkat sebanyak sembilan rig menjadi total 738 rig minggu ini, kata perusahaan jasa ladang minyak Baker Hughes dalam laporan mingguannya pada Jumat (10/11).
Patokan AS, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Desember, naik tipis 0,02 dolar AS menjadi menetap di 56,76 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange.
Sementara itu, patokan global, minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Januari, turun 0,36 dolar AS menjadi ditutup pada 63,16 dolar AS per barel di London ICE Futures Exchange. (*)
Berita Terkait
Lemak dan minyak penyumbang nilai ekspor terbesar Sumbar Rp1,5 triliun
Jumat, 1 Maret 2024 15:05 Wib
Pemkab Agam olah limbah plastik jadi bahan bakar minyak
Kamis, 22 Februari 2024 9:05 Wib
Pabrik pengolahan minyak sawit di Aceh Tamiang terbakar
Jumat, 16 Februari 2024 5:53 Wib
Polda Sumbar ungkap belasan kasus penyelewengan BBM bersubsidi
Sabtu, 3 Februari 2024 13:24 Wib
Harga CPO pada Februari 2024 naik 4,06 persen
Kamis, 1 Februari 2024 7:56 Wib
Kebakaran gudang penyulingan minyak jelantah di Klaten
Sabtu, 23 Desember 2023 10:40 Wib
Balai Karantina: Minyak kelapa sawit masih dominasi ekspor asal Sumbar
Sabtu, 25 November 2023 16:32 Wib
Andre Rosiade sarankan pemerintah revisi Perpres atur distribusi BBM
Rabu, 22 November 2023 21:50 Wib