Pemeriksaan IVA, Hak Kesehatan Reproduksi Belum Maksimal Dimanfaatkan

id #kanker serviks

Pemeriksaan IVA, Hak Kesehatan Reproduksi Belum Maksimal Dimanfaatkan

Para perempuan di Lubuk Alung, Padangpariaman antusias pemeriksaan reproduksi. (cc)

Parik Malintang (antara sumbar) Masyarakat dampingan Lembaga Pengkajian dan Pemberdayaan Masyarakat (LP2M) berbondong melakukan tes IVA di Puskesmas Lubuk Alung, Kecamatan Lubuk Alung, Kabupaten Pariaman, karena tanpa ada pungut biaya.

Kegiatan itu, dalam rangka meningkatkan kesadaran dan kepedulian perempuan terhadap hak kesehatan seksual dan kesehatan reproduksi, untuk mencegah berbagai penyakit reproduksi, seperti rilis diterima Sabtu.

Menurut petugas Puskesmas, Reza Mandasari, yang melakukan pemeriksaan tes IVA saat dilakukan ada 31 orang yang mendaftar, dan hanya 22 orang yang dilakukan tes disebabkan tidak semua memenuhi syarat untuk pelaksanaan tes IVA. Jumlah tersebut walaupun cukup besar namun masih jauh dari harapan, dan hak reproduksi belum maksimal dimanfaatkan.

Pemeriksaan IVA dilakukan sebagai upaya deteksi dini kanker leher rahim (serviks) bagi perempuan. Tes IVA dapat dilakukan dengan cepat, hanya 1 menit dan beberapa saat kemudian hasilnya diketahui.

Tes IVA tanpa biaya yang mahal bahkan gratis bagi peserta Jaminan Kesehatan Nasional. Tes IVA dapat mendeteksi dini kanker leher rahim distadium awal, untuk dapat ditangani secara cepat sebelum berlanjut kestadium lebih lanjut yang dapat menyebabkan kematian.

Reza melanjutkan, saat ini baru sekitar 30 persen masyarakat melakukan tes IVA dari 100 persen yang diharapkan oleh Pemerintah. Hal ini menurutnya, masih lemahnya kesadaran masyarakat untuk melakukannya.

Perempuan melakukan tes IVA masih jauh dari harapan,baru 30 persen dari 100 persen target pemerintah. Butuh penyadaran yang terus-menerus digalakkan ke masyarakat, terang Reza.

Dari 23 perempuan yang telah melaksanakan tes IVA, ada 22 orang yang dinyatakan negatif, dan ada 1 orang dinyatakan memiliki pembengkakan akibat infeksi.

Satu orang yang mengalami masalah saat tes IVA akan dilakukan pemeriksaan lebih lanjut dan ditangani oleh petugas medis, ungkap Reza bidan Puskesmas Lubuk Alunng.

Tenaga Pendamping Perempuan Sri Ambarwati mengatakan, memang kesadaran perempuan terhadap pemeriksaan dini kanker rahim masih rendah, padahal kanker leher rahim salah satu penyebab terbesar bagi kematian perempuan.

Hal ini dikarenakan masyarakat masih banyak yang belum tau tentang pemeriksaan IVA, baik itu apa manfaat dilakukan tes, dimana dilaksanakan, bagaimana syaratnya.

Selain itu menurut dia, bagi perempuan yang sudah tau pun enggan melaksanakan tes IVA karena masih menganggap tabu dan belum merasakan gejala apa-apa. Padahal, kanker serviks stadium awal belum menampakkan gejala.

Butuh memberikan pemahaman yang kritis terhadap perempuan terutama terkait hak reproduksi perempuan agar memahami tentang organ-organ perempuan serta pentingnya menjaga dan mencegah penyakit kesehatan perempuan.

Apalagi, tambah dia, saat ini melalui program Jaminan Kesehatan Nasional sudah memberikan jaminan dalam bentuk pemeriksaan dan pengobatan gratis terhadap kesehatan reproduksi diantaranya deteksi dan pengobatan kanker leher rahim. Tinggal lagi semua pihak harus ikut menyosialisasikan pemanfaatannya.

Dari kebanyakan perempuan yang ikut melakukan pemeriksaan saat itu mengaku lega dan ingin mengajak perempuan lain untuk ikut melakukan hal yang mereka lakukan.

Salah seorang peserta tes IVA, Salnida (43) menyatakan lega setalah melakukan pemeriksaan Alhamdulillah saya lega, sebelumnya takut dengan bahaya dari kanker serviks dan takut jika terjadi padanya, semoga perempuan lain juga ikut melakukan tes (tes IVA)," ujarnya.***