Bendera Merah Dikibarkan, Warga Pariaman Dilarang Beraktivitas di Laut

id LARANGAN MELAUT

Bendera Merah Dikibarkan, Warga Pariaman Dilarang Beraktivitas di Laut

Sejumlah masyarakat sedang melakukan pemeriksaan kapal wisata yang sedang bersandar di Muaro Pariaman, Rabu (8/11). (ANTARA SUMBAR/Muhammad Zulfikar)

Pariaman, (Antara Sumbar) - Pemerintah Kota Pariaman, Sumatera Barat, mengibarkan bendera merah di Muaro Pariaman tanda larangan melakukan aktivitas bagi warga ke laut bebas akibat cuaca buruk yang melanda daerah itu sejak beberapa hari terakhir.

"Petugas telah mengibarkan bendera merah sejak pagi tadi, hal itu tanda larangan bagi siapa saja untuk beraktivitas ke laut untuk menjaga keamanan dan keselamatan," kata Kepala Dinas Perhubungan Kota Pariaman, Yota Balat di Pariaman, Rabu (8/11).

Selain melarang para nelayan beraktivitas ke laut bebas, pengibaran bendera merah juga diberlakukan kepada pengusaha kapal dan para wisatawan yang ingin berkunjung ke Pulau Angso Duo.

Pemerintah daerah khawatir apabila tetap diberikan izin berlayar maka berpotensi menimbulkan kecelakaan laut akibat cuaca buruk.

"Kami tidak ingin mengambil risiko atau kemungkinan terburuk, sehingga langkah tersebut perlu dilakukan demi keselamatan masyarakat," ujarnya.

Namun, apabila situasi cuaca mulai membaik maka aktivitas nelayan ke laut bebas dan pengusaha kapal yang ingin membawa wisatawan ke Pulau Angso Duo kembali diizinkan.

Terkait jumlah kapal wisata, kurang lebih terdapat 30 unit yang bersandar di sekitar kawasan Muaro Pariaman dan di Bibir Pantai Gandoriah Kecamatan Pariaman Tengah.

Pihaknya mengimbau dan mengajak masyarakat yang ingin mengunjungi Pulau Angso Duo agar menaiki kapal di Muaro Pariaman karena telah direkomendasikan pemerintah daerah.

Sementara itu Kepala Seksi (Kasi) Perizinan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Pariaman Fatma, mengatakan jumlah kunjungan ke Pulau Angso Duo menurun drastis sejak beberapa hari terakhir.

"Kunjungan memang menurun, bahkan pada Sabtu dan Minggu kemarin kurang lebih hanya empat hingga lima kapal yang bertolak ke pulau," ujarnya.

Bahkan, pengusaha kapal wisata terpaksa mengangkut wisatawan ke pulau meskipun belum memenuhi kuota maksimal 20 orang.

Ia menilai hal itu dipengaruhi oleh cuaca buruk yang melanda daerah itu sejak beberapa hari terakhir. Untuk meningkatkan daya tarik wisatawan ke daerah itu, pemerintah daerah sedang melakukan beberapa perbaikan sarana dan prasarana pariwisata.

Diantaranya melakukan renovasi makam atau kuburan panjang, tempat Mandi Cuci Kakus (MCK) dan perbaikan Land Mark Angso Duo. (*)