Pedagang Ingin Relokasi Tak Jauh dari Pasar Ateh

id PASAR ATEH

Pedagang Ingin Relokasi Tak Jauh dari Pasar Ateh

Pertemuan pedagang Pasar Atas dengan Pemerintah Bukittinggi membahas rencana ke depan pascakebakaran pasar, Selasa(31/10). (ANTARA SUMBAR/ Ira Febrianti)

Bukittinggi, (Antara Sumbar) - Pedagang di Pasar Ateh Kota Bukittinggi, Sumatera Barat, yang terdampak kebakaran pada Senin (30/10) mengharapkan, agar disediakan lokasi penampungan sementara masih di sekitar area pasar tersebut.

Dalam pertemuan pedagang dengan pemerintah daerah setempat di Bukittinggi, Selasa (31/10), sejumlah pedagang menyampaikan harapan agar disediakan lokasi berdagang masih di kawasan Pasar Ateh seperti area depan Jam Gadang, Jalan Minangkabau dan Jalan Ahmad Yani.

Menurut salah seorang pedagang kaki lima Pasar Atas, Noviandi relokasi hendaknya jangan terlalu jauh dari pusat pertokoan yang terbakar tersebut.

Ia menilai meski dilanda kebakaran, masyarakat dan wisatawan tetap akan berkunjung ke Pasar Ateh untuk sekadar melihat kondisi pasar dan lokasi dekat objek wisata.

Pedagang lainnya yang berjualan di pusat pertokoan, Moli mengatakan tidak menerima disediakan tempat penampungan dan diizinkan agar tetap berjualan di tokonya yang berada di lantai 1 tidak dilalap api.

Dalam pertemuan tersebut, pedagang lainnya di lantai 1 pertokoan Pasar Atas juga meminta agar diizinkan kembali berdagang di lokasi semula dan meminta kejelasan kapan dibolehkan kembali beraktivitas.

Pemerintah setempat berencana menyediakan tempat penampungan bagi para pedagang di Jalan Perintis Kemerdekaan.

Wali Kota setempat, M Ramlan Nurmatias mengatakan ada 1.124 pedagang terdiri atas pedagang di pertokoan dan pedagang kaki lima yang terdampak kebakaran.

Ia memperkirakan penyediaan tempat penampungan di Jalan Perintis Kemerdekaan akan membutuhkan waktu dalam hitungan bulan.

"Secepatnya diusahakan. Mana yang selesai dibangun langsung diisi. Paling tidak 2018 semua sudah bisa berdagang kembali," katanya.

Saat ini langkah yang disiapkan adalah tempat penampungan ada di satu lokasi, tidak terpisah agar tidak terkesan semrawut.

"Kami ingin kota ini tetap nyaman dikunjungi," ujarnya.

Terkait harapan yang telah disampaikan pedagang dalam pertemuan tersebut mengenai tempat berdagang sementara, pemerintah akan kembali mempertimbangkan dengan memerhatikan berbagai aspek.

Sementara untuk penggunaan kembali pertokoan di lantai 1 yang tidak terbakar, Ramlan menegaskan pemerintah tidak beri izin untuk berdagang kembali di sana.

"Kami tidak bisa jamin keamanannya, kalau tiba-tiba runtuh akan menjadi masalah karena ada pembiaran dari pemerintah. Perlu diteliti dulu apakah bangunan pertokoan masih layak atau tidak. Namun saat ini fokus ada pada upaya agar pedagang bisa kembali beraktivitas," ujarnya. (*)