Tambang Ombilin Diharapkan Jadi Warisan Budaya UNESCO

id BEKAS PENAMPUNGAN BATUBARA

Tambang Ombilin Diharapkan Jadi Warisan Budaya UNESCO

Arsip - Pengendara melintas di depan Silo, bekas tempat penyimpanan batubara yang sudah dibersihkan di Kota Sawahlunto, Sumbar, Jumat (10/6). Silo tersebut hingga kini masih merupakan aset PT Bukit Asam unit pertambangan Ombilin, menjadi salah satu bukti kejayaan tambang batubara Sawahlunto pada masa lalu. (FOTO ANTARA/Iggoy el Fitra/Koz/pd/11)

Padang, (Antara Sumbar) - Kepala Dinas Kebudayaan Sumatera Barat, Taufik Effendi mengharapkan tambang batu bara Ombilin Sawahlunto bisa menjadi salah satu warisan budaya UNESCO di provinsi itu, karena dinilai bisa memberikan efek positif bagi daerah.

"Dokumennya sudah kita sudah usulkan dan sekarang sedang dalam proses di Ditjen Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan," kata dia di Padang, Kamis (26/10).

Ia mengatakan dokumen yang dikirimkan itu sebenarnya sudah lengkap. Namun agar usulan bisa diterima perlu penguatan lebih lanjut, terutama terkait aktivasi rel kereta dari Sawahlunto hingga Teluk Bayur.

Menurutnya sejarah kereta api di Sumbar dimulai karena ditemukannya potensi batu bara di Sawahlunto. Rel dibangun untuk membawa hasil tambang itu hingga ke pelabuhan Teluk Bayur yang saat itu bernama Emmahaven.

Pada perkembangannya rel itu berkembang hingga Bukittinggi dan Payakumbuh, sebagian ke Pariaman dan sebagian lagi terus ke Sijunjung.

"Aktivasi jalur kereta api sesuai sejarah ini bisa memperkuat pengusulan kita pada UNESCO," kata dia.

Selain pengaktivan rel kereta, juga perlu adanya lokomotif dan kereta yang beroperasi agar lebih memperkuat nilai warisan budaya yang ada.

Taufik mengatakan dua hal itu saat ini masih terkendala. Aktivasi rel kereta dari Padang menuju Sawahlunto terkendala di Lembah Anai yang kondisi alamnya sangat ektrem hingga tidak bisa dilewati lokomotif kereta api biasa.

Anggaran untuk aktivasi kereta api di Sumbar sebesar Rp2 triliun juga telah dialihkan untuk proyek kereta ringan atau Light Rail Transit (LRT) rute Jakarta-Bogor-Depok-Bekasi.

Meski demikian, Taufik tetap berharap tambang batu bara Ombilin tetap menjadi warisan budaya UNESCO.

Menurutnya jika hal itu terealisasi bisa menjadi salah satu bentuk promosi daerah pada dunia internasional hingga diharapkan kunjungan wisatawan bisa meningkat.

"Secara ekonomi tentu akan bagus jika banyak kunjungan," kata dia.

Selain itu, jika terjadi kerusakan akibat bencana terhadap warisan budaya itu, UNESCO akan memberikan perlindungan dan bantuan untuk rehabilitasi.

Meski demikian, UNESCO juga mewajibkan daerah untuk menjaga warisan budaya yang telah ditetapkan. Ada sanksi jika hal itu tidak dilaksanakan. (*)