Pemkot Pariaman Kembangkan Seluruh Desa Menjadi Desa Wisata Budaya

id desa wisata budaya

Pemkot Pariaman Kembangkan Seluruh Desa Menjadi Desa Wisata Budaya

Wali Kota Pariaman Mukhlis Rahman memberikan arahan kepada seluruh kepala desa di kota itu pada rapat koordinasi, Selasa (24/10). Pemerintah Kota Pariaman akan mengembangkan seluruh desa menjadi Desa Wisata Budaya untuk mendukung sektor pariwisata di daerah itu.(Antara Sumbar/Muhammad Zulfikar)

Pariaman, (Antara Sumbar) - Pemerintah Kota Pariaman Sumatera Barat akan mengembangkan seluruh desa menjadi Desa Wisata Budaya untuk mendukung sektor pariwisata di daerah itu.

"Setiap desa bisa mengembangkan dan menggali potensi pariwisata namun perlu difokuskan ke sektor budaya, hal itu sejalan dengan visi misi Kota Pariaman," kata Wali Kota Pariaman, Mukhlis Rahman, di Pariaman, Selasa, saat rapat koordinasi bersama kepala desa.

Ia mengatakan konsep desa wisata budaya yang dikembangkan yaitu mengangkat, menghidupkan dan mengenalkan kembali berbagai kebudayaan asli yang bernilai jual.

Menurutnya apabila konsep desa wisata budaya dapat dikembangkan maka memiliki daya tarik tersendiri di provinsi itu.

Sebagai contoh kata dia, desa yang ada di bagian pesisir pantai bisa mengembangkan wisata budaya kehidupan nelayan seperti tradisi "Maelo Pukek".

Kemudian contoh lainnya ujar dia, desa yang berada di daerah Kecamatan Pariaman Timur bisa mengembangkan wisata budaya masyarakat petani dengan berbagai kerajinan lokal.

"Ada berbagai macam budaya daerah yang sebetulnya bisa digarap lebih maksimal, oleh karena itu perangkat desa harus bisa berpikir bagaimana memanfaatkannya," kata dia.

Apalagi kata dia, seluruh desa telah dibantu dengan alokasi dana desa yang mencapai Rp1 miliar lebih per tahunnya.

Total terdapat Rp89,5 miliar dana desa yang bersumberkan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) maupun Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) pada 2017 untuk Kota Pariaman.

"Setiap desa menerima Rp1 miliar lebih, anggaran itu bisa digunakan untuk pengembangan desa wisata budaya," ujar dia.

Pihaknya meminta Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (DPMD) dan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Pariaman agar melakukan koordinasi secepatnya dengan seluruh perangkat desa.

Selain itu pihaknya juga menegaskan tidak akan memberikan izin kepada perangkat desa untuk pergi studi banding tentang pariwisata sebelum menyusun konsep tersebut.

"Ini bukan intervensi negatif namun tidak ada gunanya pergi studi banding apabila tanpa ada konsep yang jelas," ujarnya.

Sementara itu Kepala Desa Padang Biriak-Biriak Kecamatan Pariaman Utara, Devi Delwandri mengatakan berencana mengembangkan kawasan wisata laguna di daerah itu untuk penunjang ekonomi masyarakat setempat.

"Kurang lebih ada satu kilometer panjang Laguna tersebut, dan dinilai cocok untuk pengembangan taman air dengan konsep wisata islami," tambah dia.

Namun ujar dia, pihaknya terkendala pada administrasi wilayah dan anggaran pengembangan kawasan wisata tersebut.

Kawasan wisata tersebut ujar dia, sebagiannya masuk ke wilayah Kabupaten Padangpariaman.

Selain berencana membentuk objek wahana air, desa setempat juga akan mengembangkan pusat wisata kuliner asli daerah itu yang menyokong perekonomian masyarakat.

"Selain wahana air dan pusat kuliner khas daerah, perangkat desa juga akan mengajukan pembangunan jembatan ke pemerintah Kota Pariaman sebagai sarana pendukung wisata," ujarnya.

Hal itu, bertujuan agar pusat pariwisata Kota Pariaman tidak hanya terfokus di bagian Kecamatan Pariaman Tengah saja sehingga ada perimbangan pembangunan.

Untuk mengembangkan potensi wisata Pantai Belibis tersebut, setidaknya membutuhkan anggaran mencapai Rp800 juta. (*)