Hari Santri, Ini Kondisi Ponpes di Pasaman Barat

id HARI SANTRI

Hari Santri, Ini Kondisi Ponpes di Pasaman Barat

Wakil Bupati Pasaman Barat, Yulianto saat menghadiri acara santri di Kantor Kemeneg Pasaman Barat, Senin (23/10). (ANTARA SUMBAR/Altas Maulana)

Simpang Empat, (Antara Sumbar) - Pondok Pesantren di Kabupaten Pasaman Barat, Sumbar, butuh perhatian untuk menjadi pesantren yang profesional dan melahirkan lulusan yang berkualitas.

Kepala Kantor Kementerian Agama Pasaman Barat, Miswan di Simpang Empat, Senin, mengatakan jumlah pesantren di Pasaman Barat saat ini mencapai 26 pondok pesantren.

Namun, jika ditanya kondisi pesantren tersebut saat ini memang tertinggal dengan daerah lain. Sebab kondisi bangunan banyak yang memprihatinkan dan butuh bantuan semua pihak.

"Melalui hari santri ini kita ingin meminta perhatian semua pihak untuk mendukung pendidikan pesantren. Melalui pendidikan agama maka generasi muda kita akan senantiasa menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia, agama dan keluarga," tambahnya.

Menurutnya yang memprihatinkan pesantren yang ada yang kondisinya berdinding bambu. Sementara tenaga pengajar sebagian sudah diakreditasi begitu juga dengan pondok pesantren tersebut.

Sementara Wakil Bupati Pasaman Barat, Yulianto meminta agar seluruh santri yang berada di pondok pesantren di Kabupaten Pasaman Barat diminta ikut menolak faham radikal dan mengubah image masyarakat tentang pesantren hanya sebagai pendidikan agama saja.

Sebab sejak dahulu hingga sekarang santri memiliki peran penting dalam pembangunan dan perjuangan.

Di hadapan ratusan santri dan santriwati, Yulianto meminta seluruh santri di Pasaman Barat diminta ikut berperan aktif dalam menolak faham radikal yang saat ini dinilai sangat rawan merasuk para genarsi muda.

Terlebih beberapa anggapan menyatakan bahwa sejumlah pondok pesantren terlibat aksi terorisme.

Santri ini memiliki peranan khsusus di tengah masyarakat, untuk itu kita minta kepada parasantri untuk menolak faham radikal, ujarnya.

Seluruh santri di Pasaman Barat bisa mengambil peran menjaga kesatuan negara kesetuan Republik Indonesia. Pasalnya saat ini banyak faham dan sifat yang dilakukan oknum tidak bertanggung jawab mengatasnamakan Islam untuk menimbulkan kekacauan.

"Di sinilah peran kita semua, melalui hari santri ini kita menitipkan pesan kepada anak-anaknya agar menjaga NKRI ini. NKRI harga mati bagi kita semua," lanjutnya.

Selain itu, pihaknya meminta santri dan pondok pesantren bisa menunjukan bahkan pembelajaran di pondok pesantren bukanlah sesuatu yang tertinggal.

Hal tersebut ditunjukan dengan banyak santri yang berprestasi, baik didunia akademik maupun dunia olahgara.

Disisi lain para santri diminta tidak merasa malu apabila belajar di pondok pesantren. Secara porsi dan jumlah pengetahuan santri memiliki ilmu yang lebih dibandingkan dengan sekolah umum lainnya.

Ke depan pemerintah daerah berjanji akan memberikan perhatian khusus kepada pondok pesantren dan santri. Karena saat ini banyak akhlak dan keimanan generasi muda mulai luntur, sehingga dengan kehadiran para santri bisa membantu dalam meluruskannya kembali, katanya. (*)