Mahasiswa Elemen Lahirnya Generasi Emas Indonesia

id Herri

Mahasiswa Elemen Lahirnya Generasi Emas Indonesia

Koordinator Kopertis Wilayah X, Prof. Herri. (Antara)

Padang, (Antara Sumbar) - Koordinator Koordinasi Perguruan Tinggi Swasta (Kopertis) wilayah X, Prof Herri mengatakan mahasiswa menjadi salah satu elemen lahirnya generasi emas Indonesia di masa depan.

"Mahasiswa bagian dari pemuda, yang pada 2040 potensial menghasilkan generasi emas yang berdaya saing serta berkualitas," ujarnya, di Padang, Senin.

Dia menjelaskan mahasiswa yang mengenyam pendidikan tinggi di kampus dinilai sebagai penggerak munculnya generasi intelektual dan berkualitas.

Dikatakan intelektual karena tugas pokoknya selama di kampus yakni menggali ilmu pengetahuan, meningkatkan kemampuan, memperbaiki etika serta menciptakan inovasi melalui penelitian.

Melalui kegiatan pengabdian masyarakat mahasiswa juga dituntut luwes dalam berkomunikasi dengan masyarakat, serta mahir dalam menambah pengalamannya.

"Hal ini sejalan dengan karakteristik sebagai manusia di generasi emas, tinggal saja pada mahasiswanya," kata dia.

Pada perkembangan global saat ini, mahasiswa juga menjadi sasaran utama munculnya paham yang bertentangan dengan negara dan norma agama.

Selain itu juga menjadi target penyalahgunaan narkoba, pergaulan bebas, seks bebas dan tindakan menyimpang lainnya.

"Dengan begitu lahirnya generasi emas mendatang bergantung pada keinginan dan tekad yang kuat mahasiswa dalam mengambil sikap," ujarnya.

Dia berharap mulai saat ini mahasiswa semakin rajin dalam melakukan pembelajaran, giat meneliti dan tangkas dalam berkomunikasi dengan masyarakat.

Kemudian melalui kegiatan di luar perkuliahan atau ekstrakurikuler diharapkan dapat menambah pengalaman, pengetahuan serta memperkuat kemampuannya.

Dalam hal ini dosen dan pimpinan kampus juga perlu mendorong dan memotivasi mahasiswanya untuk berprestasi.

Sementara itu Wali Kota Padang Mahyeldi Ansharullah menilai lahirnya generasi emas juga bergantung pada pembina masing-masing.

Jika di sekolah yakni guru, di rumah orang tua dan di kampus tentu seorang dosen.

Pembinaan ini penting untuk membentuk karakter pemuda yang positif dan jauh dari tindakan negatif. (*)