RPH Modern di Payakumbuh Sepi

id Yuherman

RPH Modern di Payakumbuh Sepi

Pakar Kesehatan Ternak Universitas Andalas (Unand) Padang, Dr Yuherman. (ANTARA SUMBAR/ Humas Unand)

Padang, (Antara Sumbar) - Pakar Kesehatan Ternak dari Universitas Andalas Padang, Sumatera Barat, Prof Yuherman mengemukakan pengoperasian rumah potong hewan modern di Kota Payakumbuh belum berjalan optimal.

"Permintaan masyarakat untuk memotong hewan ke rumah pemotongan itu tidak sesuai dengan gambaran awal sehingga tidak memberikan peluang bagi peternak sapi untuk bergerak di bidang usaha," ujarnya di Padang, Kamis.

Ia mengatakan keadaan RPHM saat ini cenderung sepi dan hanya memotong satu potong sapi satu per hari, terkadang tidak ada sama sekali.

"Seharusnya dengan keadaan rumah potong yang lengkap dengan pemotongan modern ini mampu menyembelih sapi dalam jumlah yang tinggi, yakni 100 ekor setiap hari," katanya.

Menurutnya jika dibiarkan keadaan seperti ini tidak hanya peternak yang merugi tetapi juga pemerintah dari segi pembiayaan mesin modern yang didatangkan dari Spanyol.

Ia mengharapkan adanya kebijakan pemerintahan setempat untuk membuat RPHM ini menjadi lebih optimal dan sehingga menguntungkan bagi para peternak daerah itu, serta pengawasan terhadap kesehatan hewan yang akan dipotong untuk konsumsi masyarakat dapat lebih mudah.

"Misalnya saja membuat program-program yang dapat menyediakan ternak untuk disembelih pada RPHM itu, dan juga lebih gencar mensosialisasikan kelebihan rumah potong tersebut kepada masyarakat," ujarnya.

Sementara itu, Staf RPHM Payakumbuah Nikki mengatakan sepinya permintaan masyarakat terhadap pemotongan di RPHM ini karena adanya daging kotak yang datang dari luar negeri.

"Daging-daging kotak ini untuk memenuhi permintaan restoran, dan juga permintaan pasar," katanya.

Ia menyebutkan untuk hasil pemotongan hewan saat ini masih dua hingga empat sapi perharinya, jumlah ini memang kalah dibandingkan RPH konvensional.

"Jumlah tersebut tidak menentu setiap harinya, karena kebanyakan dari masyarakat masih belum mengetahui manfaat dari RPHM ini sehingga memilih daging hasil olahan RPH konvensional," ujarnya. (*)