Kendala Unand Jadi Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum

id Unand

Kendala Unand Jadi Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum

Kampus Unand (ANTARA SUMBAR/Istimewa)

Padang, (Antara Sumbar) - Universitas Andalas (Unand) Padang, Sumatera Barat, tetap mengupayakan menjadi Perguruan Tinggi Negeri (PTN) Berbadan Hukum (BH) meski saat ini masih banyak capaian yang belum terealisasi.

"Salah satu yang bisa dikejar yakni akreditasi, jumlah doktor dan guru besar," kata Sekretaris tim persiapan PTN BH Unand Dr Ade Djulardi di Padang, Rabu.

Dia menyebutkan terkait akreditasi secara institusi telah memenuhi dengan nilai A, akan tetapi masih ada program studi baik S1, S2, S3 bernilai C, belum terakreditasi dan dalam proses akreditasi ulang.

Seharusnya capaian nilai akreditasi A institusi menjadikan Unand bersama dua PTN lain yakni Undip dan Universitas Brawijaya mendapat mandat menjadi PTN BH, namun persoalan C dan belum terakreditasi menjadi penghambat ke arah itu.

Hal ini bisa dikejar apabila semua pimpinan masing-masing fakultas hingga jurusan secara cepat dan bersama dengan pimpinan universitas menyelesaikan persoalan tersebut.

Dalam hal ini peranan Lembaga Penjaminan Mutu dan Pengembangan Pendidikan cukup penting dalam memberikan arahan dan pengawasan saat penyusunan dan pengajuan dokumen borang.

"Terkait jumlah doktor saat ini sudah lebih lima puluh persen dosen menyandang gelar itu, namun untuk BH diperlukan minimal enam puluh hingga tujuh puluh persen dari total keseluruhan," sebutnya.

Meskipun demikian, dia optimistis karena lebih dari seratus dosen yang sedang menempuh pendidikan doktor di berbagai perguruan tinggi nasional dan internasional.

Kemudian terkait guru besar secara proporsi jumlah dosen yang mencapai 1.377 orang dengan profesor 141 telah memenuhi persyaratan sebesar 10 persen.

Akan tetapi dalam beberapa tahun ke depan cukup banyak yang akan pensiun, untuk itu perlu percepatan dalam mengejar jabatan fungsional tertinggi tersebut.

Walaupun begitu, ujar Ade, baiknya klaster atau tingkatan penelitian Unand di Indonesia akan memudahkan pencapaian itu.

"Satu hal lagi yang perlu diperhatikan yakni mahasiswa dan prestasinya, di Unand saat ini grafiknya sedang menanjak," katanya.

Secara keseluruhan di Sumatera Barat, Unand cukup unggul untuk meraih predikat BH tersebut dibanding kampus lainnya yang dinilai sedang berkembang.

Akan tetapi hal itu bisa saja gagal diraih bila manajemen di tingkat universitas, fakultas dan jurusan tidak menemukan titik temu dalam menyelesaikan persoalan tersebut.

"Satu hal penting yakni perhatian serius pada tujuan ini karena hasilnya akan dinikmati semua civitas akademika," kata Ade. (*)