Puluhan Karya Seni Dipamerkan di Padang

id Karya Seni

Puluhan Karya Seni Dipamerkan di Padang

Pengunjung mengabadikan lukisan yang dipamerkan dalam Pameran Matrilini #2 di Galeri Taman Buda Sumatera Barat (TBSB), Senin (25/9). Pameran ini mengangkat tema Minangkabau Today dan akan diselenggarakan selama satu bulan mulai tanggal 25 September hingga 25 Oktober 2017. (ANTARA SUMBAR/Syahrul Rahmat)

Padang, (Antara Sumbar) - Sebanyak 40 karya seni seniman Minang dipamerkan di Galeri Taman Budaya Sumatera Barat dalam Pameran Matrilini #2 yang digelar selama mulai 25 September-25 Oktober 2017.

"Pameran ini setelah melakukan kurasi terdapat 40 karya yang berasal dari 40 orang seniman Minang," kata kurator karya, Anton Rais Makoginta di Padang, Selasa.

Sebanyak 40 karya ini akan mewakili seniman Minang dari sekian banyak seniman, baik yang berdomisili di Sumbar maupun tidak.

Karya seni tersebut terdiri atas pelbagai media, seperti patung, lukisan, karya fotografi serta karya instalasi.

Secara garis besar karya-karya tersebut terbagi menjadi dua yaitu mode "off statement" serta mode "off filosophy" yaitu kebebesan penikmat dalam menafsirkan karya yang dilihat.

"Pameran Matrilini #2 ini mengangkat tema Minangkabau Today yang tidak hanya menceritakan Minangkabau saat ini, akan tetapi juga tentang kajayaan Minangkabau di masa lampau," katanya.

Ketua Yayasan Seni Rupa Sumbar, Amrianis menyebutkan pameran saat ini adalah pameran kedua semenjak tahun lalu. Pada tahun sebelumnya atau pameran Matrilini #1 mengangkat tema Motherland.

Untuk pameran tahun ini mengangkat tema "Minangkabau Today" karena beberapa karya yang dipamerkan merupakan interprestasi para seniman terhadap kondisi Minangkabau saat ini.

"Pameran ini diharapkan dapat terus berlanjut untuk tahun-tahun selanjutnya serta bisa menjaga eksistensi seni rupa sumbar di tengah masyarakat luas," ujarnya.

Sementara itu Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Taman Budaya Sumbar, Muasri mengatakan segala sesuatu terkait pameran ini diserahkan kepada seniman, mulai dari pemilihan kurator hingga pemilihan karya yang akan ditampilkan.

"Kami memberikan keleluasaan terhadap para seniman, sebab senimanlah yang lebih mengetahui segala sesuatu terkait kegiatan maupun karya, sementara pihak Taman Budayalah yang akan mengurus masalah administrasi dan sebagainya," katanya. (*)