BBPOM-Legislator Sosialisasi Keamanan Pangan di Dharmasraya

id #BBPOM Padang #Sosialisasi KIE

BBPOM-Legislator Sosialisasi Keamanan Pangan di Dharmasraya

Anggota Komisi IX DPR RI Suir Syam (Dua Kiri), Kepala BBPOM Sumbar Martin Suhendri (Ketiga kanan) dalam acara sosialisasi pemberdayaan masyarakat melalui Komunikasi, Informasi, Edukasi (KIE) serta pengawasan keamanan pangan dan produk halal bersama tokoh masyarakat Nagari Simalidu, Kecamatan Koto Salak di Kabupaten Dharmasraya, Sumatera Barat, Kamis (21/9). (Antarsumbar/Ilka Jensen/IX/2017). (cc)

Pulau Punjung - Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan (BBPOM) Padang, Sumatera Barat menggelar sosialisasi pemberdayaan masyarakat melalui Komunikasi, Informasi, Edukasi (KIE) serta pengawasan keamanan pangan dan produk halal bersama tokoh masyarakat di Kabupaten Dharmasraya, Kamis.

Kegiatan tersebut dihadiri Anggota Komisi IX DPR RI Suir Syam, Bupati Sutan Riska yang diwakili Kepala Dinas Kesehatan Dharmaraya Rahmadian, Camat Koto Salak Sarbaini, serta 500 masyarakat Nagari Simalidu, Kecamatan Koto Salak yang menjadi peserta dalam acara tersebut.

Kepala BBPOM Sumbar, Martin Suhendri menjelaskan kegiatan dilaksanakan dengan tujuan meningkatkan kesadaran, pengetahuan, pemberdayaan, dan kemandirian masyarakat dalam mengawasi bahan berbahaya yang terkandung dalam obat dan makanan secara mendiri.

Kemudian, ia berharap sosialisasi ini mampu memperluas cakupan KIE tentang pengetahuan bahan berbahaya kepada masyarakat.

Ia mengatakan materi yang dijadikan acuan dalam sosialisasi tersebut yakni terkait hasil pengawasan yang dilakukan BBPOM serta pemaparan tentang keamanan pangan.

"Kami juga menggelar pemeriksaan keliling dengan memeriksa 43 sampel makanan di pasar tradisonal Koto Baru, kemudian hasilnya disampaikan lansung kepada masyarakat. Alhamdulilah 43 sampel makanan yang kita uji negatif atau memenuhi syarat," jelasnya.

Ia menilai makanan yang aman tidak mengandung bahan berbahaya yakni tidak berasal dari zat pewarna makanan, pengawet, dan penyedap rasa seperti, formalin, rodhamin B, methanyl yellow, dan pestisida.

Di samping itu, kata dia, makanan harus bebas dari bahaya fisik contohnya staples, potongan tali, rambut, kerikil dan lain-lain, kemudian bahaya biologi seperti bakteri penyebab penyakit, virus dan parasit.

Selanjutnya, makanan harus terbungkus dengan rapi, jika tidak maka ada kemungkinan dihinggapi lalat, debu dan hal lainnya yang dapat menjadi sumber penyakit.

"Maka dari itu masyarakat harus teliti dalam memilih makanan dan obat-obatan yang akan dikonsumsi," pintanya.

Ke depannya, ia mengharapkan adanya sinergi dengan dinas terkait dalam melakukan sosialisasi sehingga memiliki dampak yang positif dalam rangka menambah pengetahuan masyarakat mengenai bahan pangan yang berbahaya.



Sementara, anggota DPR RI Komisi IX dari Fraksi Gerindra, Suir Syam meminta masyarakat untuk selektif dalam memilih bahan pangan dan obat-obatan yang dikonsumsi dalam keseharian.

Katanya masyarakat harus memiliki pengetahuan mengenai makanan dan obat-obatan yang layak untuk dikonsumsi, sehingga dapat mencegah diri agar terhindar dari berbagai penyakit.

Disamping mewaspadai setiap makanan dan obat-obatan, ia berharap orang tua juga tidak mudah terpengaruh dengan obat murah dari penyuplai yang tidak bertanggungjawab.

"Seperti yang ramai diberitakan belakangan ini jenis Paracetamol Caffein Carisoprodol (PPC) atau yang identik dengan Somadril. Jadi jangan mudah konsumsi obat kalau belum tau khadan manfaat" ungakapnya.

Hal yang sama disampikan Kepala Dinas Kesehatan Dharmasraya, Rahmadian mengatakan jika masyarakat selektif dalam memilih makanan dan obat-obatan maka akan dapat mencegah diri dari berbagai penyakit akibat mengkonsumsi bahan pangan berbahaya.

"Namun, hal itu tergantung dengan gaya hidup, jika ingin hidup sehat, maka konsumsilah makanan yang sehat pula," katanya.



Menurutnya melalui sosialisasi dan penyuluhan seperti ini dianggap merupakan salah satu cara agar masyarakat memahami dampak bahaya penggunaan bahan kimia dalam makanan dan obat yang tidak sesuai takaran.

"Dan kalau ada kecurigaan dan menemukan obat dan makanan berbahaya segera hubungi dinas kesehatan dan BBPOM, dan juga kalau ada yang menawarkan obat secara perorangan jangan mau apa lagi tidak kenal dengan orangnya," tambahnya. (Adv)