RI Dukung Teknologi Nuklir Untuk Rakyat di Wina

id nuklir

RI Dukung Teknologi Nuklir Untuk Rakyat di Wina

Infrastruktur nuklir.

London, (Antara Sumbar) - Indonesia mendorong program kerja sama teknis berkelanjutan yang dikembangkan International Atomic Energy Agency (IAEA) khususnya di bidang pemanfaatan teknologi nuklir untuk tujuan damai, dan mendukung pencapaian Sustainable Development Goals (SDG).

Hal ini disampaikan Dubes RI Wina/Wakil Tetap RI terakreditasi pada IAEA, Dr. Darmansjah Djumala, sebagai Ketua Delegasi Indonesia pada Sidang Umum IAEA ke-61 di Wina, Austria, berlangsung dari tanggal 18 hingga 22 September mendatang, demikian Sekretaris Kedua Fungsi Pensosbud KBRI/PTRI Wina, Wina Retnosari kepada Antara London, Rabu.

Dubes Djumala dalam sambutannya menegaskan Indonesia salah satu penerima bantuan kerja sama teknis IAEA, saat ini telah memiliki keunggulan kapasitas di bidang tertentu sehingga memiliki kemampuan untuk memberikan bantuan teknis kepada negara-negara anggota IAEA lainnya.

Terkait aplikasi teknologi nuklir pada tingkat nasional, Dubes Djumala menyampaikan keunggulan Indonesia di bidang pemuliaan tanaman dengan memanfaatkan teknologi nuklir.

Melalui keunggulan, Indonesia berhasil menciptakan 22 varietas beras baru dengan kualitas baik yang memiliki produktivitas tinggi mencapai tujuh ton per hektar, atau lebih tinggi dari produktivitas rata-rata nasional sebesar lima ton per hektar. Hal ini merupakan salah satu bentuk nyata kontribusi teknologi nuklir untuk kesejahteraan rakyat.

Dubes Djumala juga menekankan kesuksesan kerja sama di bidang aplikasi teknologi nuklir untuk rakyat merupakan hasil nyata dari upaya membumikan diplomasi multilateral dengan IAEA pada tingkat nasional.

Dalam konteks pemberian bantuan teknis, Dubes Djumala menyampaikan inisiatif Indonesia bagi penguatan dan pengembangan kapasitas riset dan teknologi nuklir untuk tujuan damai di kawasan Asia Pasifik melalui platform kerja sama Regional Capacity Building Initiative (RCBI) Program diluncurkan pada akhir 2015, dan proyek percontohan dilaksanakan pada tahun 2016 hingga 2017.

Program RCBI telah memanfaatkan pusat riset di Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) yang ditetapkan sebagai IAEA collaborating center serta peran kepakaran Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten) dalam hal pembangunan kapasitas di bidang infrastruktur keselamatan radiasi di kawasan.

Melalui RCBI, Indonesia menunjukkan kepada masyarakat internasional bahwa dalam hal kapasitas riset dan teknologi nuklir, Indonesia tidak hanya sebagai penerima bantuan, tetapi juga membagi keahlian dan pengalamannya dalam membantu banyak negara di kawasan Asia Pasifik maupun dalam kerangka kerjasama Selatan-Selatan.

Dia menggarisbawahi relevansi pemanfaatan teknologi nuklir untuk tujuan damai dalam pencapaian SDGs yang terkait erat dengan fungsi dan peran yang selama ini telah dimainkan oleh IAEA terkait pembangunan dan kesejahteraan masyarakat.

Oleh karena itu, diharapkan IAEA dapat meningkatkan kontribusinya dalam upaya pencapaian target SDGs, terlebih di bidang program kerja sama teknis, memberikan dampak kepada dunia.

Dalam kerangka Sidang Umum IAEA ke-61, Indonesia mengadakan side events, diskusi bertema "Regional Capacity Building Initiative: Promoting Capacity Building through Resource Mobilization" dan "Applying Small Modular Reactor Technology: More than just a User". Indonesia juga menampilkan eksibisi bertema "Enhancing Health Quality of Indonesian People" menampilkan pemanfaatan sains dan teknologi nuklir untuk tujuan peningkatan kualitas kesehatan dan obat-obatan.

Sidang Umum IAEA ke-61 juga menyepakati pemilihan kembali Badan Pemeriksa Keuangan RI (BPK sebagai auditor eksternal International Atomic Energy Agency (IAEA) periode 2018-2019.Terkait hal ini, Dubes Djumala menegaskan komitmen Indonesia kembali memberikan layanan audit berkualitas guna memastikan akuntabilitas dan transparansi dalam berbagai kegiatan IAEA, berkaitan dengan keselamatan dan keamanan, serta promosi penggunaan teknologi nuklir tujuan damai.

IAEA- organisasi internasional bermarkas di Wina, Austria, bertujuan mempromosikan penggunaan teknologi nuklir untuk tujuan damai dan pembangunan serta mencegah pengembangan nuklir untuk tujuan militer. (*)