Tingkatkan Generasi Muda Ikut JKN-KIS, BPJS Kesehatan Gandeng Sembilan Universitas

id BPJS Kesehatan

Tingkatkan Generasi Muda Ikut JKN-KIS, BPJS Kesehatan Gandeng Sembilan Universitas

Jakarta, (Antara Sumbar) - Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan menggandeng sembilan perguruan tinggi negeri guna mendorong peningkatan kesadaran generasi muda mengikuti Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) sekaligus sebagai promosi hidup sehat.

"Untuk tahap awal, kami lakukan bersama sembilan perguruan tinggi melalui kegiatan BPJS Kesehatan Goes to Campus, nantinya dilakukan di perguruan tinggi yang tersebar di seluruh Indonesia," kata Direktur Perluasan dan Pelayanan Peserta BPJS Kesehatan Andayani Budi Lestari di Jakarta, Selasa.

Kegiatan BPJS Goes to Campus, menurut Andayani Budi Lestari, pada Rabu 20/9, akan dimulai secara simbolis di Universitas Sebelas Maret, Solo. Kegiatan akan dilanjutkan di Universitas Indonesia, Universitas Padjajaran, Institut Pertanian Bogor, Institut Teknologi Bandung, Universitas Airlangga, Universitas Sriwijaya, Universitas Sumatera Utara, Universitas Diponegoro.

"Upaya mengajak untuk hidup sejak sejak dini menjadi penting, terutama pada mahasiswa sehingga tidak melulu konsumsi mie instat pagi, siang, sore. Kita ajak mahasiswa memahami program JKN-KIS dan pola hidup sehat karena sebagai kelompok berpendidikan selain bisa menjadi rujukan bertanya masyarakat juga memastikan generasi penerus bangsa benar-benar sehat," lanjutnya.

Faktanya, penyakit katastropik seperti stroke, gagal ginjal, penyakit jantung, hipertensi dan sebagainya, tidak hanya terjadi pada orang dewasa, melainkan juga pada anak-anak dan remaja akibat kurang olah raga dan pola makan tidak sehat yang menyebabkan obesitas.

Total biaya penyakit katastropik pada rentang waktu 2014-2016 mencapai Rp36,3 triliun atau 28 persen dari total biaya pelayanan kesehatan rujukan. Peringkat biaya teratas diduduki oleh hipertensi dengan jumlah biaya Ro12,1 triliun, disusul dengan diabetes mellitus sebesar Rp9,2 triliun, penyakit jantung koroner sebesar Rp7,9 triliun, dan gagal ginjal kronis sebesar Rp6,8 triliun, kata Andayani.

Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa penyakit-penyakit tersebut cenderung terjadi karena faktor kebiasaan perilaku hidup tidak sehat, seperti merokok, makanan tidak sehat, kurang olahraga. Apabila itu dibiarkan dampaknya kurang baik bagi kualitas kesehatan penduduk Indonesia maupun keberlanjutan program JKN-KIS.

"Program kesehatan ini adalah program gotong-royong. Ini harus dipahami masyarakat," ujar dia.

Ia menyebutkan bahwa satu orang peserta harus melakukan operasi jantung dengan biaya Rp150 juta, maka biayanya ditanggung iuran 5.882 peserta kelas 3 yang sehat. Untuk satu orang peserta yang sakit harus dibantu 80 anggota sehat, sedangkan untuk satu pasien kanker harus ditanggung iuran dari 1.503 peserta sehat.

Hingga Agustus 2017, ia mengatakan BPJS-Kesehatan telah melakukan kerja sama dengan 22 PTN dengan total kepesertaan 7.799 jiwa dan 28 PTS dengan total peserta 5.195 jiwa.

BPJS Kesehatan menargetkan 2.284.922 juta peserta Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat baru dari kalangan mahasiswa di Perguruan Tinggi Negeri (PTN) dan Perguruan Tinggi Swasta (PTS) Indonesia, dengan pembagian 884.982 kepesertaan dari PTN, sedangkan PTS sebanyak 1,4 juta jiwa. (*)