Pesantren Sumbar Ikuti Lomba Baca Kitab Kuning PKS

id Kitab kuning

Pesantren Sumbar Ikuti Lomba Baca Kitab Kuning PKS

Lomba baca kitab kuning di DPW PKS Sumbar, Minggu. (ANTARA SUMBAR/ Miko Elfisha) (.)

Padang, (Antara Sumbar) - Sebanyak 38 peserta dari 15 pesantren dan Perguruan Tinggi Islam di Sumatera Barat, berkompetisi dalam Lomba Baca Kitab Kuning Partai Keadilan Sejahtera (PKS) II tingkat provinsi, untuk mendapatkan tiket menuju lomba yang sama tingkat nasional.

"Kami berharap kompetisi tahun ini akan melahirkan juara yang juga bisa bersaing mengharumkan nama Sumbar di tingkat nasional," kata Ketua Pelaksana Lomba, Marfendi di Padang, Minggu.

Pesantren itu di antaranya, Nurul Yakin Kota Pariaman, STAI-PIQ Padang, Darut Thalib, Pondok Pesantren Darussalam kabupaten Solok.

Kemudian RT Serambi Minga, MTI Canduang Agam, dan Ponpes Nurul Yaqin Istiqomah Lubuk Alung.

Penilai lomba, menurut Marfendi, dilakukan oleh empat juri yang tidak disebutkan namanya agar kompetisi berjalan adil. Juri juga tidak mengetahui nama peserta, kecuali hanya nomor peserta.

Kitab yang dilombakan adalah Fathul Muin karya Syeikh Ahmad Zainuddin bin Abdul Aziz Al Mabari Al Malibari Al Fannani Asy Syafii.

Penilaian lomba di antaranya bacaan kitab, tafsir dan pemahaman isi kitab.

Lomba tersebut memperebutkan hadiah pertama Rp3 juta ditambah tropi bergilir dari gubernur, hadiah II Rp2,5 juta dan hadiah III Rp2 juta.

Pemenang I bersama satu pendamping akan difasilitasi untuk ikut lomba tingkat nasional di Jakarta pada 24 September 2017

Selain sebagai ajang kompetisi untuk mencari yang terbaik, lomba yang diadakan, juga merupakan salah satu upaya PKS untuk mengajak umat kembali mempelajari sumber ilmu Islam yang masih terjaga, yaitu kitab kuning.

Ia mengatakan kitab kuning merupakan sumber literatur fiqih, hadis dan lainnya yang ditulis dalam aksara Arab gundul merupakan warisan ulama sejak zaman nabi dan sahabat.

Pada awalnya hampir semua pesantren menggunakan referensi tersebut, namun seiring waktu sebagian pesantren hanya mengajarkan cara membacanya, tetapi tidak fokus lagi untuk mempelajari apalagi menghafalkannya.

"Kami mencoba mendorong agar generasi muda Sumbar kembali bergairah untuk membaca dan menghafalkan sumber ilmu yang luar biasa ini," kata dia.

Sementara itu panitia yang juga merupakan Wakil Ketua Fraksi PKS DPRD Sumbar, Mochlasin mengatakan upaya yang dilakukan ini adalah langkah awal untuk menghidupkan kembali tradisi membaca dan memahami kitab kuning di pesantren-pesantren.

Dalam jangka panjang ia berharap, tradisi itu tidak hanya berada dalam lingkungan santri, tetapi bisa menular pada masyarakat umum.

Anggota Fraksi PKS DPR RI Hermanto mengatakan lomba baca kitap kuning ini adalah juga upaya untuk mengingat sejarah bangsa yang tidak bisa dilepaskan dari peran ulama dan kitab kuning yang diajarkan.

"Pada masa sebelum kemerdekaan, isi kitab kuning yang paling banyak diajarkan adalah tentang jihad untuk menggelorakan semangat generasi muda guna merebut kemerdekaan," kata dia.

Sejarah itu,menurut dia, tidak boleh dilupakan dan kitab kuning harus terus dibaca dan dipahami, karena isinya tidak hanya soal jihad, tetapi sangat luas.

Lomba itu awalnya dicetuskan oleh Ketua Majelis Syuro (MS) PKS,

Salim Segaf Aljufrie. (*)