Jakarta, (Antara Sumbar) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Kamis pagi bergerak melemah sebesar 15 poin menjadi Rp13.210 dibandingkan sebelumnya pada posisi Rp13.195 per dolar Amerika Serikat (AS).
Analis Binaartha Sekuritas Reza Priyambada di Jakarta, Kamis mengatakan bahwa kurs rupiah mengalami pelemahan terhadap dolar AS seiring dengan kenaikan imbal hasil obligasi Amerika Serikat.
"Kondisi itu sedikit menghambat potensi penguatan rupiah selanjutnya," katanya.
Kendati demikian, menurut dia pelemahan rupiah yang terjadi saat ini masih terbilang wajar mengingat penguatan yang cukup signifikan pada beberapa hari sebelumnya.
"Fundamental ekonomi nasional yang kondusif akan menjaga tren penguatan rupiah ke depannya," katanya.
Di sisi lain, lanjut dia harga minyak mentah dunia yang stabil juga akan menjadi faktor menjaga fluktuasi mata uang berbasis komoditas, seperti rupiah tetap stabil.
Terpantau harga minyak jenis WTI Crude pada Kamis (14/9) ini berada di level 49,21 dolar AS per barel, dan Brent Crude di posisi 55,04 dolar AS per barel.
Ia mengharapkan sentimen geopolitik Korea Utara (Korut) yang cenderung mulai mereda karena tidak ada uji coba lanjutan rudal, dapat membuat aset-aset di negara berkembang, termasuk Indonesia kembali diminati investor.
"Dengan begitu, ruang apresiasi bagi rupiah terhadap dolar AS kembali terbuka," katanya. (*)
Rupiah Kamis Pagi Melemah ke Rp13.210
Ilustrasi, nilai tukar Rupiah. (Antara)
