Masyarakat Padang Perlu Peta Daerah Rawan Banjir

id Banjir Padang

Masyarakat Padang Perlu Peta Daerah Rawan Banjir

Warga mengevakuasi barang-barang akibat rumah tergenang banjir. (Antara)

Padang, (Antara Sumbar) - Sejumlah warga di beberapa kawasan di Kota Padang, Sumatera Barat, mengharapkan pemerintah setempat untuk memetakan daerah rawan banjir guna mengantisipasi jatuhnya korban saat terjadi hujan lebat.

"Bila dilihat setiap terjadi banjir, daerah paling parah masih sama namun informasi tersebut masih samar dan tidak jelas, ini perlu dipertegas," kata salah satu tokoh masyarakat di Pauh Padang, Syafriadi di Padang, Minggu.

Menurutnya saat terjadi hujan lebat, informasi banjir terjadi di Lubuk Begalung, Jondul, Aia Pacah, Siteba atau Pegambiran akan tetapi hal tersebut tidak dipertegas dengan penjelasan dari pemerintah.

Akibatnya saat hujan lebat masyarakat setempat atau yang sekedar melintas di daerah tersebut tidak antisipatif dan korban kembali berjatuhan.

Seharusnya, ujar dia bila daerah tersebut dikatakan langganan banjir, mitigasi harus diperkuat dan disosialisasikan kepada warga.

"Bisa saja arahan untuk meninggikan rumah atau membersihkan selokan terus dilakukan pada daerah rawan tersebut," sebutnya.

Pemetaan ini, menurut dia perlu dilakukan secara menyeluruh dengan konsep hampir sama dalam pencegahan tsunami.

Senada itu tokoh masyarakat Lubuk Kilangan Padang, Nenden Tedja menilai perlu juga ada simulasi dalam penanggulangan banjir tersebut, bukan hanya untuk gempa atau tsunami.

Ia mengemukakan dia pada daerah rawan banjir dilakukan juga simulasi mitigasi bencana sebagai langkah menemukan solusi penanganannya ke depan.

Dari simulasi ini, lanjutnya akan ada evaluasi atau pemikiran untuk inovasi dalam penanggulangan banjir.

Termasuk tambahnya layak atau tidak lokasi tersebut sebagai tempat tinggal atau retail.

Sementara itu Pengamat bidang lingkungan hidup Dr Ardinis Arbain menilai selain pemetaan wilayah, pemerintah juga perlu melihat tata bangunan termasuk pembuatan drainase dan trotoar.

Menurutnya tidak serta merta saat membangun trotoar semua selokan ditutup pada satu kawasan, meski pada satu titik dibuat gorong-gorong.

Sebab keadaan saat ini dengan curah hujan tinggi, jalan tidak mampu menampung air dan gorong-gorong tidak optimal mengakibatkan air menggenangi jalan.

Menanggapi itu Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Padang, Edi Hasjmi mengatakan pihaknya terus memberikan informasi terkait daerah rawan bencana tersebut.

Akan tetapi, ujar dia masih banyak warga tidak peduli dengan imbauan pemerintah bahkan wali kota yang turun langsung ke lapangan.

Dia berharap dalam menangani bencana ini, baik warga dan pemerintah saling koordinasi. (*)