Wamen Tegaskan Tidak Ada Kenaikan Tarif Listrik

id pembagian konverter kit bahan bakar elpiji

Wamen Tegaskan Tidak Ada Kenaikan Tarif Listrik

Wamen ESDM, Arcandra Tahar (kedua kanan) membagikan konverter kit untuk bahan bakar gas (BBG) kepada nelayan, di Pantai Ujung Batu, Padang, Sumatera Barat, Kamis (7/9). PT Pertamina membagikan paket perdana LPG 3 kilogram beserta konverter kit BBM ke BBG serta mesin kapal kepada 525 nelayan kecil di kota itu dalam rangka mendukung ketahanan energi. ANTARA SUMBAR/Iggoy el Fitra/17

Padang, (Antara Sumbar) - Wakil Menteri (Wamen) Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Arcandra Tahar menegaskan pemerintah tidak pernah menaikan tarif listrik mengklarifikasi informasi yang beredar di masyarakat bahwa telah terjadi kenaikan harga.

"Untuk pelanggan dengan daya 450 VA subsidi tetap diberikan dan pada 2018 akan tetap sama," kata dia di Padang, Kamis.

Ia menyampaikan hal itu pada pembagian konverter kit bahan bakar elpiji untuk mesin tempel nelayan di Pantai Ujuang Batu, Muara Penjalinan Kelurahan Pasia Nan Tigo, Kecamatan Koto Tangah, Padang.

Namun demikian, ia menyebutkan untuk pelanggan 900 VA yang saat ini masih disubsidi tidak semuanya berhak mendapatkan bantuan karena itu dilakukan pendataan.

"Setelah didapat angka berapa yang berhak mendapatkan subsidi, yang tidak berhak subsidinya perlahan-lahan dicabut tiga tingkat, bukan listriknya yang dinaikan," ujarnya.

Ia memastikan tidak ada niat pemerintah untuk menaikan harga listrik sampai saat ini.

Menurutnya pencabutan subsidi bagi yang tidak berhak merupakan upaya mewujudkan energi berkeadilan.

"Pemerintah terus mengupayakan agar masyarakat bisa menikmati listrik dengan harga yang terjangkau," lanjutnya.

Sebelumnya Kepala Unit Komunikasi Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan Ruddy Gobel mengatakan data yang digunakan untuk penyesuaian subsidi listrik diambil dari pemutakhiran basis data terpadu mencakup nama, alamat dan kondisi sosial ekonomi.

Meskipun demikian tidak menutup kemungkinan ada masyarakat yang sebenarnya miskin namun tidak terdata sebagai penerima subsidi, karena itu ada mekanisme pegaduan dan bisa ditinjau ulang, jelas dia.

Sementara salah seorang warga Padang Nurlaini menyampaikan keberatan atas kenaikan tarif listrik karena dinilai memberatkan.

"Biasanya saya pakai listrik prabayar beli token Rp50 ribu masa pakainya sekitar satu bulan, sekarang baru 20 hari sudah habis," ujarnya.

Ia mengaku cukup berat mengatur pengeluaran karena kenaikan listrik cukup tinggi sedangkan pendapatan tidak bertambah. (*)