Kemasan Ternyata Menjadi Kendala Pengembangan UMKM di Sumbar

id UMKM

Kemasan Ternyata Menjadi Kendala Pengembangan UMKM di Sumbar

Ilustrasi - (ANTARA TV SUMBAR)

Padang, (Antara Sumbar) - Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Sumatera Barat, Zirma Yusri menilai kemasan masih menjadi kendala dalam pengembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di daerah itu, sehingga sulit bersaing dengan produk dari pelaku usaha bermodal besar.

"Pemahaman pelaku UMKM terhadap pentingnya kemasan masih kurang, sehingga hal itu seakan-akan tidak menjadi perhatian," katanya di Padang, Rabu.

Padahal, menurutnya selain untuk membungkus dan melindungi produk, kemasan juga memiliki fungsi promosi dengan mempertimbangkan kecenderungan konsumen terhadap warna, ukuran, dan penampilan.

"Kemasan yang sesuai selera konsumen diyakini bisa meningkatkan nilai jual dan nilai saing produk," ujar dia.

Usaha kuliner dengan modal relatif besar, menurut dia lebih memahami pentingnya kemasan tersebut, sehingga dengan jenis produk yang sama dengan pelaku UMKM, nilai produknya jauh lebih tinggi.

"Harga jual lebih baik. Tentu keuntungan juga bagus," lanjut dia.

Zirma mengatakan, pihaknya saat ini terus berupaya mensosialisasikan pentingnya kemasan tersebut pada pelaku UMKM dalam berbagai kesempatan.

Namun, ia mengakui mengubah pola pikir pelaku UMKM tersebut tidak mudah, apalagi dengan dukungan modal yang kecil hingga sulit untuk berimprovisasi.

Ia berharap, ke depan UMKM Sumbar bisa terus berkembang untuk menyokong peningkatan kesejahteraan masyarakat, karena berdasarkan survey, bidang usaha itu masih merupakan yang terbanyak dilakukan masyarakat selain pertanian.

Berdasarkan sensus ekonomi Badan Pusat Statistik 2016, usaha masyarakat Sumbar, kecuali sektor pertanian terdata sebanyak 593, 1 ribu dengan pembagian 98,33 persen Usaha Mikro Kecil dan 1,67 persen Usaha Menengah Besar (UMB).

Lapangan usaha didominasi perdagangan besar dan eceran (45, 49 persen), penyediaan akomodasi dan penyediaan makan minum (19, 33 persen), dan industri pengolahan (14,74 persen). (*)