Menperin Dorong Sumbar Kembangkan Tenunan Khas

id Tenunan

Menperin Dorong Sumbar Kembangkan Tenunan Khas

TANAH DATAR, 1/1 - Seorang pekerja menenun songket Pandai Sikek di pusat kerajinan sulaman Pandai Sikek, Kecamatan X Koto, Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat, Sabtu (1/1). Tenunan Pandai Sikek yang dibuat menggunakan alat-alat tenun tradisional dengan benang emas impor dari India itu dijual mulai Rp350 ribu hingga Rp1 juta-an lebih per helai tergantung jenis benang yang ditenun. FOTO ANTARA SUMBAR/Iggoy el Fitra

Padang, (Antara Sumbar) - Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mendorong Pemerintah Sumatera Barat (Sumbar) mengembangkan industri kecil dan menengah yang menghasilkan produk khas daerah seperti tenun.

"Untuk Sumbar, industri yang paling berpotensi untuk dikembangkan, salah satunya adalah tenun dan juga sekaligus untuk pelestarian kebudayaan," katanya ketika melakukan kunjungan kerja ke Padang, sabtu.

Ia menjelaskan, industri besar di Sumbar hanya yang berbasis kepada sumber daya alam seperti kelapa sawit dan semen. Namun di sisi lain juga banyak masyarakat yang memiliki usaha kecil menengah, sehingga pusat-pusat usaha tersebut harus dikembangkan oleh pemerintah provinsi.

Menurutnya, potensi pengembangan tenun cukup besar dilihat dari permintaan dari pasar luar daerah maupun luar negeri yang masih tidak terpenuhi.

"Terutama untuk pakaian jadi, seperti garmen, sulam bordir serta tenun," lanjutnya.

Sumbar, jelasnya ke depan harus memperkuat sektor usaha tekstil ini dengan memberikan bantuan-bantuan, pelatihan maupun pembinaan kepada masyarakat yang menekuni pekerjaan tersebut secara berkesinambungan.

"Tidak hanya menghasilkan produk berkualitas, pemerintah juga memberikan pengetahuan bagaimana cara pendistribusian dari hasil usaha masyarakat ini," kata dia.

Ia menyampaikan, pada kunjungan kerja ke Sumbar ini pihaknya juga memberikan bantuan berupa mesin dan peralatan tenun untuk sentra industri kecil dan menengah tenun Lintau Buo Kabupaten tanah datar.

"Ini bentuk dorongan kepada pemerintah provinsi dan ke depan kami berharap produk-produk khas daerah di Sumbar lebih banyak bermunculan dan merambah pasar internasional," kata dia.

Sementara salah satu daerah penghasil tenun, Kabupaten Sijunjung sudah mulai memfasilitasi perajin tekstil tradisional, Tenun Unggan, dengan menyediakan sarana gedung produksi yang sudah bisa dimanfaatkan pada 2017.

"Gedung tersebut berada di Nagari Unggan Kecamatan Sumpur Kudus yang juga dilengkapi sebanyak 15 alat tenun bukan mesin dan sudah dimanfaatkan sejak diresmikan pada Februari 2017," kata Bupati setempat, Yuswir Arifin.

Selain itu, lanjutnya, sebagai bagian dari upaya melestarikan kerajinan lokal tersebut pihaknya juga telah mematenkan sebanyak 30 motif yang digali berdasarkan kearifan lokal masyarakat daerah itu, bekerja sama dengan unsur akademisi dari Institut Seni Indonesia (ISI) Padang Panjang, Sumbar. (*)