Solok Lombakan 'Ayam Kukuak Balenggek' untuk Melindungi dari Kepunahan

id Ayam kukuak balenggek

Solok Lombakan 'Ayam Kukuak Balenggek' untuk Melindungi dari Kepunahan

Ayam kukuak balenggek atau ayam kokok bertingkat yang dilombakan di depan Kantor Bupati Solok di Arosuka, Selasa (15/8). (Antara Sumbar/Tri Asmaini)

Arosuka, (Antara Sumbar) - Pemerintah Kabupaten Solok, Sumatera Barat, mengadakan lomba "ayam kukuak balenggek" atau kokok ayam bertingkat untuk meningkatkan minat masyarakat dalam melestarikan dan melindungi ayam khas lokal itu dari kepunahan.

"Ayam yang diperlombakan khusus jenis kukuak balenggek karena merupakan ayam lokal Indonesia yang berasal dari Kecamatan Payung Sekaki dan Tigo Lurah daerah setempat," kata Bupati Solok Gusmal usai membuka acara lomba di Arosuka, Selasa (15/8).

Ia menjelaskan ayam ini merupakan keturunan dari persilangan ayam hutan merah dengan ayam kampung setempat, sehingga suara dan tingkatan kokoknya sangat khas dan hanya ada di sini.


"Ayam ini belum pernah ditemukan di daerah lain di Indonesia maupun dunia. Ayam ini tergolong ke dalam ayam penyanyi, karena mempunyai suara kukuak yang merdu dan enak didengar," katanya.

Ayam jenis ini perlu dilestarikan karena merupakan kekayaan sumber daya genetik ternak Indonesia yang perlu dilindungi.

"Pemerintah daerah antusias mengadakan lomba ini, apalagi ayam kukuak balenggek merupakan maskot Kabupaten Solok yang patungnya ada di taman kota depan kantor bupati," ujarnya.

Selama ini minat masyarakat untuk memelihara jenis ayam ini semakin menurun, malah ayam ini banyak dibawa keluar daerah sehingga populasinya terus berkurang.

Melalui lomba yang juga digelar dalam rangka memeriahkan HUT RI 17 Agustus 2017, diharapkan dapat mendorong tumbuh kembangnya penangkar ayam kukuak balenggek, meningkatkan gairah para penggemar ayam tersebut, serta memperkenalkan ayam kukuak lebih luas kepada masyarakat.

Sementara itu, salah satu juri dan peneliti ayam kukuak balenggek, Dr. Ir. Firda Harlina, M.Si mengatakan ada tiga kelas yang dilombakan yaitu ayam boko yang suara lenggeknya sekitar 3-5 kali, ayam landik lenggeknya 5-7 kali, dan jenis istimewa 7 kali atau lebih.

Ia menjelaskan kriteria penilaian yaitu asal-usul genetikanya, suara kokoknya, jumlah kokoknya, dan penampilan keseluruhan. Durasi lomba selama 15 menit dengan 15 ayam per ronde.

Peserta lomba sekitar 40 orang lebih dengan jumlah ayam sekitar 75 sampai 100 ekor. Setiap peserta boleh membawa lebih dari satu ekor ayam.

"Dengan adanya lomba ini diharapkan populasi ayam tersebut akan semakin meningkat, karena peternak bersemangat kembali," ujarnya.

Sejak 2009 populasi ayam ini terus berkurang sehingga perlu usaha pemerintah daerah untuk menggali, menangkar, dan mempertahankan genetik ayam ini dari kalangan peternak.

Total hadiah yang diperebutkan dalam lomba ayam kukuak balenggek ini mencapai 18 juta rupiah. (*)