Pemkab Pasaman Barat Minta Petani Tingkatkan Kualitas Kelapa Sawit

id pemkab pasaman barat minta

Pemkab Pasaman Barat Minta Petani Tingkatkan Kualitas Kelapa Sawit

Wakil Bupati Pasaman Barat, Yulianto saat melepas panen perdana kelapa sawit Ophir, Selasa (15/8). (ANTARA SUMBAR/Altas Maulana)

Simpang Empat, (Antara Sumbar) - Pemerintah Kabupaten Pasaman Barat, Sumatera Barat (Sumbar) mengharapkan masyarakat petani kelapa sawit meningkatkan kualitas kelapa sawit yang ada untuk meningkatkan persaingan ditingkat pasar.

"Saat ini produksi dan kualitas kelapa sawit Pasaman Barat terus menurun. Kita mengharapkan petani meningkatkan kualitas kelapa sawit yang ada," kata Wakil Bupati Pasaman Barat, Yulianto saat panen perdana dan pengiriman Tandan Buah Segar anggota plasma I KLP sampai dengan XXVI siklus II ke PT. GSA Koperasi Perkebunan Kelapa Sawit (KPS) Perintis Pir Bun Ophir, Selasa.

Ia mengatakan saat ini Pasaman Barat memiliki luas perkebunan sawit seluas 100 ribu hektare dan panen setiap hari 1,6 juta ton.

Namun, kondisi tersebut saat ini sudah menurun dengan adanya peremajaan di beberapa perkebunan, baik milik perusahaan maupun milik petani.

Ia menyatakan Pasaman Barat khususnya perkebunan sawit di Simpang Tigo Ophir pernah menjadi perkebunan percontohan hingga ke tingkat nasional.

"Apresiasi tersebut diberikan oleh pemerintah pusat ke Pasaman Barat. Kita pernah mengalami atau merasakan kesuksesan tersebut. Perkebunan sawit kita pernah menjadi yang terbaik di Indonesia," katanya.

Menurutnya,, masyarakat harus mendulang kesuksesan itu kembali. Paling tidak bisa bertahan untuk terus menghasilkan kualitas sawit yang bagus dan itu tidak hanya di dapat pada panen saja.

Harus di mulai dari awal penanaman atau peremajaan dilakukan yakni pemilihan bibit. Dinas perkebunan juga harus bisa melobi ke pusat atau investor agar mau berinvestasi di Pasaman Barat dalam mengelola buah awit seperti pengolahan minyak curah dan sebagainya.

Nanti kita minta Dinas Perkebunan untuk memikirkan juga. Karena, Pasaman Barat memiliki dinas perkebunan yang tersendiri dan terpisah dari dinas lain. Kadang kabupaten kota lain menggabungkan dinas ini. Artinya, kita membuat dinas perkebunan sendiri untuk mengurus sawit ini," ujarnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Perkebunan Pasaman Barat, Alfitri Noven menjelaskan perkebunan sawit di Pasaman Barat memiliki beberapa persoalan yang menjadi penyebab menurunnya hasil panen.

Seperti pemilihan bibit yang kurang bagus yang berimbas kepada kualitas buah. Harga TBS yang sering mengalami fluktuasi atau mengalami perubahan serta timbangan dari pembeli sawit yang tidak jujur atau tidak melalui KIR.

Inilah menjadi tugas kita bersama ke depan, bagaimana luas perkebunan sawit kita itu menghasilkan buah yang bagus serta membuat perekonomian meningkat, sebutnya.

Ia mengatakan peremajaan yang dilakukan oleh kelompok tani saat ini sudah mulai melirik bibit yang unggul.

Sebanyak 13.700 hektare peremajaan yang dilakukan sudah menunjukkan hasil yang memuaskan. Sedangkan untuk harga TBS sekarang ini mencapai Rp 1.785 per kilogram.

"Kerja sama kita dengan koperasi sawit yang sudah berjalan selama ini cukup bagus. Petani sudah melirik teknologi sebelum terjun ke perkebunan, katanya.

Ketua KPS Perintis PIR BUN Ophir, Akbar Librani menyampaikan anggota koperasi tersebut mencapai 540 orang. Peremajaan sawit milik KPS plasma I tersebut sudah di mulai pada tahun 2013 lalu. Petani terus berharap dengan peremajaan tersebut panen terus meningkat dan harga bisa terkendali.

Selama peremajaan itu, pertani bertanam jagung untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Untuk itu kami terus berharap dukungan kepada pemerintah agar busa membimbing kami ke arah yang lebih baik, harapnya. (*)