Inilah Kiat Wali Nagari Koto Malintang Agam Sukseskan Subuh Berjamaah

id Trinda Farhan Satria

Inilah Kiat Wali Nagari Koto Malintang Agam Sukseskan Subuh Berjamaah

Wakil Bupati Agam, Trinda Farhan Satria. (Antara Sumbar/Mukhlisun)

Lubukbasung, (Antara Sumbar) - Pemerintah Nagari Koto Malintang, Kecamatan Tanjungraya, Kabupaten Agam, Sumatera Barat, meluncurkan program shalat subuh berjamaah di masjid dan mushalla guna menanamkan kecintaan beribadah bagi warga di daerah itu.

Wali Nagari Koto Malintang, Naziruddin di Lubukbasung, Selasa, mengatakan program ini sudah berjalan sejak dua minggu lalu di lima masjid dan mushalla yang ada di Jorong Alai, Ambacang, Muko-muko, Pauh Taruko dan Rambai.

Ia menjelaskan untuk menarik minat warga dalam melaksanakan sholat subuh berjamaah, pemerintah nagari memberikan bantuan bibit alpukat dua batang kepada setiap jamaah masjid dan mushalla yang melaksanakan shalat subuh berjamaah.

"Bibit alpukat ini merupakan bantuan dari PLTA Maninjau," kata dia.

Bibit ini diserahkan setelah warga selesai menunaikan shalat subuh. Pemerintah nagari juga berencana memberikan uang sebesar Rp10 ribu kepada anak sekolah yang mengikuti shalat subuh berjamaah ini.

Dengan cara itu maka program shalat subuh berjamaah akan berjalan dan lama kelamaan warga terbiasa dengan ibadah ini. Hasilnya pun sudah terasa dimana masjid dan mushalla yang dulu sepi saat sholat subuh sekarang mulai ramai.

Ke depan ia meyakini warga akan terbiasa melaksanakan sholat subuh berjamaah di masjid dan mushalla sehingga ibadah ini menjadi suatu kebutuhan, dan akan terasa kehilangan jika ditinggalkan.

Sementara itu, Wakil Bupati Agam Trinda Farhan Satria memberikan apresiasi kepada Nagari Koto Malintang yang telah melakukan program shalat subuh berjamaah.

"Saya berharap 82 nagari lain juga melakukan program yang sama di daerah mereka. Program ini untuk mendukung gerakan nagari madani yang diluncurkan Pemkab Agam pada 2017," katanya.

Pencanangan nagari madani ini sesuai dengan visi Kabupaten Agam yakni berkeadilan, inovatif, sejahtera, agamais dan beradat menuju Agam mandiri berprestasi yang madani.

Untuk mencapai ini, setiap nagari harus menggerakkan nilai lokal, seperti kembali ke surau atau masjid, mensyiarkan katam Al Quran dan lainnya agar banyak lahir generasi muda yang hafiz Al Quran di Agam.

Lalu meramaikan masjid dalam menunaikan shalat lima waktu, mengembalikan fungsi masjid sebagai tempat pendidikan umat, menggiatkan dakwah di setiap masjid, dan masjid sebagai fungsi sosial dan ekonomi.

Nagari melindungi kampung dan "anak nagari" atau generasi muda dengan harapan berkurangnya kasus penyalahgunaan narkoba, kasus pornografi dan perjudian.

"Untuk mencapai ini parik paga harus diaktifkan kembali," katanya.

Selain itu menghidupkan kembali ukhuwah Islamiah dan gotong royong dengan capaian berkurangnya kasus kekerasan dalam rumah tangga, perceraian, kekerasan pada anak, meningkatkan budaya gotong royong, penurunan angka kemiskinan dan berkurangnya anak putus sekolah akibat faktor ekonomi.

"Nagari harus mendata berapa anak putus sekolah akibat ekonomi dan orang rantau mendata para donatur yang ada di rantau. Ini telah dilakukan Nagari Bukik Batabuh sehingga jumlah anak putus sekolah berkurang di daerah itu," katanya. (*)