Jokowi: Jangan Beri Ampun Pengedar Narkoba

id Jokowi, Narkoba

Jokowi: Jangan Beri Ampun Pengedar Narkoba

(ANTARA FOTO/Yudhi Mahatma)

Jakarta, (Antara Sumbar) - Presiden Joko Widodo mengatakan pemerintah akan bertindak tegas terhadap pihak-pihak yang terlibat dalam penyalahgunaan narkoba.

"Jangan diberi ampun karena kita dalam posisi darurat dalam urusan narkoba ini," kata Presiden Jokowi ketika menutup Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas) II Partai Persatuan Pembangunan (PPP) di Hotel Mercure Ancol Jakarta, Jumat.

Presiden menyatakan hal itu menanggapi adanya rekomendasi Mukernas II PPP terkait narkoba.

"Soal narkoba sesuai rekomendasi mukernas, pemerintah bertindak tegas, sudah ada sekitar 18 yang sudah dihukum mati," katanya.

Ia menyebutkan saat ini Polri dan TNI juga bertindak tegas terhadap mereka yang terlibat penyalahgunaan narkoba.

"Sekarang Polri dan TNI betul-betul tegas terutama terhadap pengedar narkoba warga negara asing yang masuk ke Indonesia, sedikit melawan langsung ditembak saja," katanya.

Dalam kesempatan tersebut Presiden Jokowi juga menyinggung perlunya antisipasi terhadap perubahan yang bergerak sangat cepat saat ini.

"Jangan sampai kita terkena arus perubahan itu. Saya setuju dengan Romi bahwa pendidikan karakter di pesantren, madrasah harus diperkuat untuk antisipasi perubahan," katanya.

Menurut dia, antisipasi terhadap perubahan harus disiapkan dari saat ini, agar perubahan yang terjadi tidak menimbulkan kerusakan.

Presiden Jokowi juga menyinggung soal investasi dari sejumlah dari berbagai kawasan di dunia.

"Sekarang saya banyak mendekat ke timur tengah, bertemu Raja Salaman di Aras Saudi, Syekh Muhammad di UEA, saya sudah bertemu beberapa kali dengan pemimpin di Timur Tengah.

Menurut Presiden, pertemuan itu penting untuk menjaga keseimbangan sehingga tidak terlalu berada pada satu sisi saja.

"Jadi tidak kebarat-baratan, Tiongkok, Jepang, sehingga keseimbangan itu kita jaga. Agar negara ini tidak tergantung pada beberapa negara saja. Ke mana arah perubahan, tiap negara masih sulit menebak," kata Presiden Jokowi. (*)