DKP Sumbar Bantu Nelayan Singkarak Jaring-Mesin Tempel

id Bantuan Nelayan, Danau Singkarak

DKP Sumbar Bantu Nelayan Singkarak Jaring-Mesin Tempel

Gubernur Sumbar Irwan Prayitno didampingi Bupati Gusmal bersama Kepala DKP Sumbar Yosmeri menyerahkan bantuan jaring dan mesin tempel pada nelayan Singkarak, Selasa (18/7). (Miko Elfisha)

Padang, (Antara Sumbar) - Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) memberikan bantuan 12 jaring langli dan 16 mesin tempel 2,5 PK untuk nelayan sekitar Danau Singkarak, Kabupaten Solok.

"Bantuan ini selain sebagai upaya untuk meningkatkan kesejahteraan nelayan Singkarak, sekaligus untuk memberikan edukasi," kata Kepala DKP Sumbar, Yosmeri di kabupaten Solok, Selasa.

Edukasi tersebut berkaitan dengan mata jaring yang digunakan oleh nelayan agar tidak menyebabkan kepunahan terhadap ikan endemik Singkarak yaitu Mystacoleucus padangensis atau biasa disebut Ikan Bilih.

Mata jaring yang biasa digunakan nelayan di sekitar Singkarak berukuran satu inchi sehingga anak-anak ikan seringkali ikut terjaring.

Hal itu bisa menyebabkan kelestarian ikan terganggu karena tidak ada kesinambungan siklus hidup ikan.

"Jaring yang kita bantu, ukuran mata jaringnya 2,5 Inchi. Itu sudah standar," ujar dia.

Yosmeri berharap bantuan yang diberikan bisa bermanfaat kepada nelayan.

Sementara itu Gubernur Sumbar, Irwan Prayitno menyebutkan batasan-batasan yang diberlakukan oleh pemerintah bukan untuk mempersulit masyarakat dalam mencari penghidupan.

"Ini untuk kebaikan nelayan Singkarak juga. Jika kelestarian ikan bilih terjaga, nelayan tetap bisa mencari ikan. Namun kalau punah, tentu tidak bisa lagi," ujarnya.

Apalagi, menurutnya ikan bilih adalah endemik Singkarak yang tidak terdapat pada daerah manapun di dunia. Itu merupakan keunggulan yang harus terus dipelihara.

Sebelumnya ada upaya membawa bibit Ikan Bilih ke Danau Toba. Meski sempat berkembang, tetapi karena cara tangkap nelayan yang serampangan, sekarang sudah tidak ada lagi.

Sementara itu, Bupati Solok, Gusmal menyampaikan terima kasih atas perhatian Pemprov Sumbar terhadap nelayan di daerah itu.

Namun ia menginformasikan saat ini ada permasalahan lain di Singkarak yaitu munculnya pengusaha bagan yang menggunakan mata jaring berukuran sangat kecil, dua milimeter.

"Efeknya lebih parah dari pada jaring yang digunakan nelayan tradisional. Kalau tidak cepat diatasi, ikan bilih benar-benar bisa punah," kata dia.

Saat ini, nelayan sudah mulai mengeluhkan sulitnya mendapatkan ikan. Kalaupun dapat, ukurannya sudah kecil-kecil, berbeda dari beberapa tahun terakhir.

Gusmal berharap provinsi bisa membuat payung hukum untuk melarang bagan tersebut beroperasi di Singkarak agar Ikan Bilih bisa terus lestari.

Bantuan yang diberikan Pemprov Sumbar masing-masing untuk nelayan Kabupaten Solok, 10 unit jaring langli dan enam mesin tempel.

Sementara untuk nelayan Tanah Datar enam unit jaring langli dan enam unit mesin tempel.

Danau Singkarak seluas 11 hektar lebih, terbentang pada Kabupaten Solok dan Tanah Datar. (*)