Bandung, (Antara Sumbar) - Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara mempertimbangkan untuk menutup media sosial dan situs berbagi seperti Facebook, Twitter, Instagram hingga Youtube jika tidak menutup akun - akun yang berisi muatan radikalisme.
"Permintaan kami pada 'platform' untuk menutup akun - akun yang memiliki muatan radikalisme, sepanjang 2016 hingga 2017 baru 50 persen dipenuhi. Ini sangat mengecewakan," ujar Rudiantara usai acara antiradikalisme di Universitas Padjadjaran, Bandung, Jumat.
Rudi meminta agar medsos tersebut untuk memperbaikinya. Jika tidak, pihaknya akan mempertimbangkan untuk menutup 'platform' tersebut.
Dia menjelaskan "platform" tersebut enggan menutup akun karena di negara asalnya harus melalui proses pengadilan.
"Tapi mereka ke sini kan karena bisnis. Iklan - iklan juga dari sini. Oleh karenanya perlu mematuhi peraturan yang ada di sini."
Kominfo, lanjut dia, telah melakukan berbagai upaya untuk mencegah penyebaran radikalisme. Cara yang dilakukan dengan penutupan situs dan pemblokiran akun di medsos. Dalam pemblokiran akun di medsos ini perlu melibatkan '"platform" tersebut.
"Kami harus bergerak cepat, kami tidak ingin masyarakat terpapar dengan konten - konten radikalisme," cetus dia.
Rudi meminta maaf jika nanti pihaknya terpaksa menutup medsos.
Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir meminta para rektor untuk memperhatikan aktivitas setiap komponen kampus.
Nasir memberi contoh mengenai adanya dosen yang memaksa mahasiswanya untuk masuk ke aliran tertentu, jika tidak ikut maka dosen itu mengancam nilai mahasiswanya.
"Akhirnya dosen itu dipindahkan dan tidak lagi terlibat dalam proses penilaian," UNGKAP Nasir.
Mantan Rektor Universitas Diponegoro itu menjelaskan lingkungan kampus memiliki potensi untuk tumbuh kembangnya radikalisme.
"Masalah radikalisme di kampus ini, memang belum terlihat secara nyata tetapi potensi di kampus ini tinggi."
Hal ini dikarenakan kampus merupakan kumpulan anak muda dan juga masyarakat ilmiah. Oleh karena itu, dia meminta agar kampus tidak menjadi pusat radikalisme. Rektor bertanggung jawab terhadap kondisi yang ada di kampus.
Rektor Universitas Padjadjaran, Tri Hanggono, mengatakan sejauh ini kondisi di kampusnya masih bisa dikendalikan. Namun, yang perlu diwaspadai, adalah teknologi yang bisa diakses setiap mahasiswa. (*)
Berita Terkait
Rudiantara jadi komisaris utama Semen Indonesia
Jumat, 19 Juni 2020 21:04 Wib
Tiga pesan PKS untuk Rudiantara sebagai Dirut PLN yang baru
Selasa, 10 Desember 2019 5:41 Wib
Rudiantara Dirut PLN?
Senin, 25 November 2019 16:11 Wib
Mantan Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara ditunjuk jadi Dirut PLN
Senin, 25 November 2019 14:03 Wib
Jabatan Menkominfo diserahkan ke Johnny G Plate, ini pesan Rudiantara
Rabu, 23 Oktober 2019 14:42 Wib
Johnny G Plate gantikan Rudiantara pimpin Kemkominfo
Rabu, 23 Oktober 2019 9:05 Wib
Rudiantara mendukung Nadiem Makarim jadi menteri
Selasa, 22 Oktober 2019 17:59 Wib
Aturan IMEI berlaku 2020
Jumat, 18 Oktober 2019 12:17 Wib