Panitia Bantah Tidak Libatkan MUI Dalam Pertemuan Ulama se-Dunia

id pertemuan ulama

Panitia  Bantah  Tidak Libatkan MUI Dalam Pertemuan Ulama se-Dunia

Panitia Pertemuan Ulama se-Dunia saat berkunjung ke MUI Pusat untuk memberitahukan acara diterima langsung Ketua MUI KH Maruf Amin (dua dari kiri) dan Wakil Sekjen MUI KH Tengku Zulkainain (kiri) (foto istimewa)

Padang, (Antara Sumbar ) - Panitia pelaksana Pertemuan Dai dan Ulama se-Dunia yang digelar di Padang pada 11-20 Juli 2017 membantah keterangan pengurus Majelis Ulama Indonesia (MUI) pusat yang menyatakan panitia tidak pernah melibatkan MUI dalam menggelar acara tersebut.

"Dua bulan sebelum acara panitia pusat sudah bertemu langsung dengan Ketua MUI KH Maruf Amin dan Wakil Sekjen KH Tengku Zulkarnain untuk memberi tahu acara ini sekaligus mengundang untuk hadir," kata Penanggung Jawab Acara Pertemuan Dai dan Ulama se-Dunia Mulyadi Muslim di Padang, Rabu.

Menurut dia panitia Jakarta Chalid Hamidi dan Zaitun bertemu langsung dengan KH Maruf Amin dan KH Tengku Zulkarnain di kantor MUI Pusat.

"Oleh sebab itu jika ada yang mengatakan panitia tidak berkoordinasi dengan MUI hal itu tidak benar," ujarnya.

Selain itu ia menyampaikan panitia di Padang juga sejak awal melibatkan MUI kota Padang sebagai panitia pengarah.

Bahkan banyak usulan dari ketua MUI Padang yang diakomodasi panitia seperti pemindahan lokasi pembukaan acara dari hotel ke Masjid Raya, ujar dia.

Sementara Ketua MUI Padang Duski Samad mengatakan sejak awal pihaknya diamanahkan sebagai panitia pengarah oleh pelaksana kegiatan.

"Kami banyak mengurus soal teknis acara, kalau merasa tidak dilibatkan itu urusan bidang luar negeri MUI Pusat," katanya.

Ia mengatakan MUI memiliki fungsi sebagai pemberi fatwa, melayani umat melayani konsultasi dan memberikan arahan.

"Untuk acara ini MUI Padang selain pengarah juga banyak menangani soal teknis acara," ujarnya.

Sebelumnya Wali Kota Padang, Mahyeldi mengatakan kegiatan pertemuan dai dan ulama se-Asia Tenggara, Afrika dan Eropa pada 11 hingga 20 Juli 2017 bertujuan untuk mempersatukan umat Islam di seluruh dunia.

"Akan ada perwakilan ulama dari banyak negara hingga mencapai 400 orang," ujarnya.

Ia menambahkan perwakilan ulama tersebut berasal dari berbagai kalangan bahkan ada yang pernah menjabat pimpinan negara.

Dalam kegiatan itu, sebutnya akan dibahas berbagai isu dan persoalan tentang umat Islam seperti mencarikan solusi untuk konflik di timur tengah, termasuk ujaran kebencian yang merusak hubungan di Indonesia.

"Setiap perwakilan nantinya akan mengemukakan masalah di masing-masing wilayah dan kemudian dibagikan serta dicarikan solusinya," lanjut dia.

Ia mengatakan Padang hanya sebagai pelaksana yang telah ditentukan oleh panitia dari Jakarta, akan tetapi kedatangan ulama ini akan dimanfaatkan dalam memberikan pemikiran terkait pembangunan umat di daerah.

Selain pertemuan dan pembahasan di antara dai, kegiatan ini juga diikuti dengan lomba hafal Al Quran yang pesertanya berasal dari seluruh Indonesia berjumlah 200 orang.

Sementara Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) bidang Hubungan Luar Negeri, KH Muhyiddin Junaidi sebagaimana dikutip dari republika.co.id mengatakan MUI Pusat tidak mengetahui sama sekali tentang rencana even Internasional tersebut

"Even itu diadakan tanpa melibatkan MUI, baik provinsi atau pusat. Secara etika seharusnya ada komunikasi terlebih dahulu dengan tuan rumah. Kemungkinan Kemenag yang sudah diajak rembuk," ujar Muhyiddin.

Menurutnya secara etika seharusnya penyelenggara berkonsultasi dulu MUI Pusat jika ingin mengadakan event internasional seperti itu.

"Namun, apapun even Internasional kalau tujuannya untuk menyatukan umat Islam, MUI mendukung sepenuhnya," ucapnya.